Salin Artikel

7 Pernyataan Panpel Arema yang Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Ponakan Ikut Meninggal hingga Menangis Minta Maaf

AH diumumkan sebagai tersangka bersama 5 orang lainnya oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers, Kamis (6/10/2022) malam WIB.

Jenderal Listyo Sigit menyebut AH sebagai penanggung jawab pertandingan abai terhadap keselamatan penonton.

Salah satunya adalah menjual tiket melebihi kapasitas stadion.

Sementara itu Komite Disiplin atau Komdis PSSI memberikan sejumlah sanksi kepada pihak Arema FC.

Selain menghukum Arema FC dengan denda Rp 250 juta dan larangan menyelenggarakan pertandingan dengan penonton sebagai tuan rumah, Ketua Panitia Pelaksana, Abdul Haris juga dihukum tak boleh terlibat beraktivitas di dunia sepak bola selama seumur hidup.

Dan berikut 7 hal pernyataan Abdul Haris yang ditetapkan sebagai tersangka:

1. Keponakan ikut menjadi korban tewas

Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Ketua Panitia Pelaksana (panpel) Arema FC Abdul Haris memberikan pernyataan di Kantor Arema FC pada Jumat (7/10/2022).

Saat itu ia mengaku jika keponakannya ikut meninggal dunia saat terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

Ia juga meminta agar akar permasalahan tragedi tersebut diusut hingga tuntas.

"Saya minta diotopsi saudara-saudaraku, apakah meninggal karena gas air mata atau desakan-desakan, tolong diusut yang memiliki kewenangan, keponakanku jadi korban," katanya.

2. Menangis meminta maaf

Saat buka suara, Abdul Haris menangis ketika mengucapkan perminataan maaf kepada seluruh keluarga korban Tragedi Kanjuruhan dan Aremania.

Abdul Haris secara terbuka mengaku bersalah dan siap bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 100 orang akhir pekan lalu.

"Kami mohon maaf sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya. Kami berduka cita. Kami sangat berkabung atas meninggalnya adik-adikku, saudara-saudaraku, keponakanku yang SMP juga meninggal," kata Abdul Haris sambil menangis.

"Tanpa dosa, mereka meregang nyawa. Itu semua karena keterbatasan saya tidak bisa menangani dan menolong mereka sehingga terjadi tragedi kemanusiaan," ujar Abdul Haris.

"Sekali lagi, saya mohon maaf kepada keluarga korban, kepada Aremania, seluruh penonton, dan suporter seluruh Indonesia," ucap Abdul Haris

Kala itu ada 214 korban mengalami sesak napa dan mata perih akibat gas air mata. Selain itu ada satu suporter yang meninggal dunia.

Belajar dari insiden tersebut, Haris mengaku sudah mengingatkan kepada kepolisian dan seluruh jajaran yang terlibat dalam pengamanan di stadion agar tak mengulangi agar kejadian serupa tak terulang.

"Saya sudah mengingatkan saat rapat dengan Pak Kapolres, Aremania, Steward dan lainnya di Lapangan Tenes Polres Malang untuk tidak terulang kembali," katanya.

"Saya sampaikan mohon izin jangan sampai terjadi lagi 2018 penembakan gas air mata yang mengakibatkan korban sesak nafas dan matanya perih serta meninggal 1 orang," ungkap dia.

Saat Arema FC menjamu Persib Bandung, ada sekirar 214 orang mendapat perawatan akibat terinjak-injak dan sesak napas karena gas air mata.

Namun, mayoritas berhasil diselamatkan walau tragisnya satu suporter meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan.

"Mungkin saudara-saudara saudara masih ingat mungkin masih ada foto. Tolong jangan diulangi lagi sudah saya ingatkan," ujarnya.

Dia menduga ada perbedaan dalam hal penggunaan gas air mata antara 2018 dan Sabtu lalu.

Menurutnya, korban 2018 masih bisa diselamatkan dengan dikipasi dan diberi air, sementara Sabtu lalu banyak yang meninggal dengan wajah membiru.

"Yang saya rasakan tanggal 1 dengan ketika kejadian tahun 2018 (berbeda), tahun 2018 Aremania bergeletak masih bisa dikipas, dikasih air, tapi ini (peristiwa tahun 2022) tidak bisa apa-apa, korbannya saya lihat mukanya biru-biru," katanya.

Menurut Abdul Haris hal itu disampaikan saat pengarahan.

"Begitu juga briefing Pak Suko, saya sampaikan ini laga big match tolong semua pintu terbuka, 5 menit atau 10 menit pertandingan usai, pintu harus terbuka, itu sesuai dengan prosedur dan harus dilaksanakan," kata Haris, Jumat.

Soal video viral kondisi pintu 13 yang tertutup ketika tragedi terjadi, Abdul Haris belum bisa memastikan kebenaran hal tersebut.

Namun, melalui rekaman video CCTV yang ada di Stadion Kanjuruhan, kondisi pintu ketika tragedi terjadi seharusnya dapat diketahui.

"Jadi sesuai SOP, pintu itu semua harus terbuka, kalau memang ada, mohon maaf, oknum yang menutup, kan itu ada CCTV, di situ CCTV ada semua, mulai pertandingan, kick off sampai pertandingan selesai ada, silahkan dibuka CCTV," katanya.

Ia juga mengaku telah mendapatkan laporan dari Security Officer, Suko Sutrisno bahwa semua pintu saat itu telah terbuka.

"Laporan ke saya dari Pak Suko selaku Security Officer bahwa semua pintu dibuka. Tetapi ini sudah masuk dalam materi penyidikan, saya mohon maaf tidak bisa menyampaikan lebih lanjut," katanya.

Polisi telah merekomendasikan penjualan tiket sebanyak 38.000 lembar, tetapi panitia pelaksana tetap menjual 42.000 lembar tiket.

Terkait hal tersebut, Haris mengatakan kapasitas normal Stadion Kanjuruhan dapat diisi sebanyak 45.000 orang.

Sekitar 10 hari sebelum pertandingan Arema FC vs Persebaya, manajemen telah sepakat menyesuaikan tiket dengan kapasitas stadion.

"10 hari sebelum pertandingan di manajemen juga sepakat untuk tiket kita sesuaikan kapasitas, ada kurang lebih 43.000," kata Abdul Haris

Pada 29 September 2022, pihaknya menerima surat dari Kapolres Malang yang meminta panpel mengurangi jumlah tiket menjadi 38.000 lembar.

"Bagian ticketing konfirmasi ke Pak Kapolres, namun dari arahan beliaunya, tiket tetap dijual sesuai pesan dari Aremania," katanya.

Sebelumnya, Media Officer Arema FC Sudarmaji mengatakan, pihaknya memastikan jumlah tiket pertandingan yang dijual tidak melebihi kuota.

"Sebenarnya kita tidak melebihi batas kuota, tidak ada luberan penonton di sentel ban, bisa dilihat video," katanya.

"Jangan berlindung di balik regulasi. Bapak-bapak melepas, cuci tangan. Secara moral, saya tanggung jawab, sportif, ini adalah kesalahan saya," katanya.

Menurut Abdul Haris, salah satu nilai dari sepak bola adalah sportivitas.Jika salah harus siap bertanggung jawab dengan kesalahannya.

"Jangan tanggung jawab ketika pertandingannya lancar, ketika menjadi juara. Tetapi, ketika krusial, ketika terjadi tragedi, Ketua Panpel jadi penanggung jawab," kata pria berkacamata tersebut.

"Tidak apa-apa, saya tanggung. Saya ikhlas," katanya lagi.

Abdul Haris mengaku siap menanggung segala risiko yang mungkin dihadapi dari aspek hukum. Lebih dari itu, ia juga memikirkan tanggung jawab dalam aspek agama.

"Saya minta ampun ya Allah. Siksaan yang amat pedih. Bukan masalah dunia. Ini masalah akhirat ya Allah. Saya disanksi seumur hidup pun tidak apa-apa. Tidak masalah," katanya mengakhiri.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: M. Hafidz Imaduddin, Nugraha Perdana, Suci Rahayu | Editor : Firzie A. Idris, Krisiandi, Pythag Kurniati, Dheri Agriesta, Sem Bagaskara)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/08/095500078/7-pernyataan-panpel-arema-yang-jadi-tersangka-tragedi-kanjuruhan-ponakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke