Salin Artikel

11 Sumber Sejarah Kerajaan Kediri

KOMPAS.com - Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yang berdiri pada abad ke-11 atau tepatnya pada tahun 1045 M di Jawa Timur.

Kerajaan Kediri dikenal dengan banyak nama seperti Kerajaan Kadiri, Daha, dan Panjalu.

Pusat pemerintahan Kerajaan Kediri berada di Dahanapura, yang kini masuk ke dalam wilayah Kediri, Jawa Timur.

Raja pertama Kerajaan Kediri adalah Sri Samarawijaya, semntara puncak kejayaan diraih pada masa pemerintahan Raja Jayabaya.

Kerajaan Kediri diketahui mengalami kemunduran dan runtuh pada tahun 1222 M karena serangan dari Ken Arok.

Berikut adalah beberapa bukti yang menjadi sumber sejarah dari Kerajaan Kediri.

1. Prasasti Sirah Keting

Prasasti Sirah Keting diperkirakan dibuat sekitar tahun 1126 Saka atau 1204 Masehi.

Isi prasasti ini ditulis dengan aksara Jawa Kuno dan berbahasa Jawa Kuno.

Prasasti Sirah Keting ditemukan di daerah Ponorogo, Jawa Timur dan saat ini disimpan di Museum Nasional, Jakarta.

Prasasti ini ditulis di atas batu berbentuk persegi panjang dengan pahatan pada keempat sisinya.

Isi Prasasti Sirah Keting menyebut tentang nama Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu, yang menghadiahi rakyatnya tanah.

Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu mengaku sebagai cucu Dharmawangsa Teguh, penguasa terakhir Kerajaan Medang.

Dari isi Prasasti Sirah Keting, diketahui bahwa Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu adalah seorang raja yang memiliki kekuasaan otonom (terpisah) dari Kerajaan Kediri, tepatnya di sekitar Madiun dan Ponorogo saat ini.

Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu berkuasa bersamaan dengan Raja Kameswara (1184-1194) di Kerajaan Kediri.

2. Prasasti Kamulan

Prasasti Kamulan diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Raja Kertajaya (1194-1222), tepatnya pada tahun 1194 M.

Isinya Prasasti Kamulan menyebut tentang tentang sejarah daerah Trenggalek dan Tulungagung, serta Kerajaan Kediri ketika diserang oleh raja di kerajaan sebelah timur.

Prasasti ini sekarang disimpan di Pendopo Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

3. Prasasti Jaring

Prasasti Jaring diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Raja Sri Gandra.

Sesuai namanya, prasasti ini ditemukan di Dukuh Jaring, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Isi Prasasti Jaring menceritakan tentang dikabulkannya permintaan penduduk Desa Jaring yang telah dijanjikan oleh Raja Sri Aryeswara.

4. Prasasti Ngantang

Prasasti Ngantang merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Kediri yang dibuat pada tahun 1194 M.

Isi Prasasti Ngantang bercerita tentang pemberian dan pembebasan pajak tanah oleh Raja Jayabaya untuk Desa Ngantang karena telah mengabdi pada Kerajaan Kediri.

Prasasti ini sekarang menjadi salah satu koleksi di Museum Nasional.

5. Prasasti Galunggung

Prasasti Galunggung memiliki angka tahun 1123 Saka atau 1201 Masehi.

Melihat dari waktu pembuatannya, Prasasti Galunggung diperkirakan dibuat pada masa pemerintahan Raja Kertajaya.

Prasasti Galunggung ini terdiri dari 20 baris, tetapi sebagian tidak dapat terbaca lagi karena telah aus.

Prasasti Galunggung ditemukan di daaerah Rejotangan, Tulungagung, Jawa Timur.

6. Prasasti Panumbangan

Prasasti Panumbangan dibuat pada masa pemerintahan Raja Bameswara pada tahun 1120 M.

Isi prasasti ini menceritakan tentang permohonan penduduk Desa Panumbangan agar piagam mereka yang tertulis di daun lontar ditulis ulang di atas batu (prasasti).

Prasasti Panumbangan juga menyatakan penetapan Desa Panumbangan sebagai Sima Swatantra oleh raja sebelumnya.

7. Prasasti Talan

Prasasti Talan adalah sebuah prasasti yang berangka tahun 1136 M dan ditemukan di di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar.

Prasasti ini menceritakan anugerah Sima kepada Desa Talan dan membebaskannya dari iuran pajak.

Raja Jayabaya, yang berkuasa saat itu, mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan mereka dan menambah anugerah berupa berbagai macam hak istimewa.

8. Prasasti Ceker

Sesuai namanya, Prasasti Ceker ditemukan di Dukuh Ceker, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Prasasti Ceker yang diperkirakan dibuat pada tahun 1185 mencantumkan nama Sri Kameswara.

Isi Prasasti Ceker adalah permohonan warga Desa Ceker akan anugerah.

9. Candi Penataran

Candi Panataran terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, tepatnya di Desa Panataran, Kecamatan Ngleggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Dalam kitab Negarakertagama, Candi Penataran disebut dengan nama Candi Palah yang dibangun untuk memuja Hyang Acalapati, atau yang dikenal sebagai Girindra (raja gunung) dalam kepercayaan Syiwa.

Berdasarkan tulisan pada sebuah batu yang terletak sisi selatan bangunan utamanya, diduga bahwa Candi Penataran atau Candi Palah dibangun pada awal abad ke-12 , atas perintah Raja Srengga dari Kediri.

10. Candi Tondowongso

Candi Tondowongso atau Situs Tondowongso ditemukan pada tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur.

Situs Tondowongso merupakan kompleks candi besar yang dibangun pada abad ke-11, pada masa awal berdirinya Kerajaan Kediri.

Melihat banyaknya arca yang ditemukan di situs ini, diperkirakan Candi Tondowongso adalah kompleks candi yang besar.

11. Candi Gurah

Candi Gurah berlokasi tidak jauh dari Candi Tondowongso yang masih berada di Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur.

Candi Gurah memiliki beberapa kesamaan dengan Candi Tondowongso terutama dengan adanya temuan Arca Brahma, Surya, Candra, Yoni dan Nandi.

Sumber:
candi.perpusnas.go.id  
old.mojokertokota.go.id  
sains.kompas.com  
kompas.com (Penulis : Widya Lestari Ningsih | Editor : Widya Lestari Ningsih, Nibras Nada Nailufar)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/03/233441778/11-sumber-sejarah-kerajaan-kediri

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke