Salin Artikel

Sukardi Mengaku Tak Bisa Tidur pada Malam Saat Putrinya Tewas di Stadion Kanjuruhan

Hidayatus adalah salah satu korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Sukardi, ayah dari almarhumah Hidayatus Tsaniah bercerita, di malam saat putrinya meninggal, dia merasa tak tenang hingga tak bisa tidur.

Benar saja, dini hari, Sukardi mendapat telepon dari seorang teman putrinya yang mengabarkan, putrinya meninggal di Stadion Kanjuruhan.

"Entah kenapa, malam itu saya tidak bisa tidur. Sekitar jam 01.00 WIB, saya ditelepon oleh teman anak saya yang mengabarkan, kalau anak saya meninggal dunia saat menonton pertandingan Arema," kata Sukardi, sembari menundukkan kepala pilu, Senin (3/10/2022).

Mendapat kabar tersebut, Sukardi sempat hendak berangkat ke Malang untuk menjemput jenazah Hidayatus.

Namun oleh beberapa kerabatnya, Sukardi dicegah supaya mengurungkan niat tersebut dengan alasan keamanan, seperti ketakutan mengenai bakal adanya sweeping kendaraan.

"Setelah kami tunggu, jenazah anak saya akhirnya datang diantar mobil ambulans sekitar pukul 08.00 WIB, Minggu pagi hari," tutur Sukardi.


Wabup takziah

Wakil Bupati (Wabup) Gresik Aminatun Habibah pun berempati dan bertakziah ke rumah duka, Senin (3/10/2022).

"Kami sangat kaget, ketika mendengar kabar ada ratusan korban jiwa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Lebih mengagetkan lagi, ternyata ada satu korban jiwa dari Gresik," ujar Bu Min, sapaan Aminatun Habibah, saat takziyah ke rumah duka, Senin.

Menurut informasi yang didapat Bu Min dari cerita pihak keluarga, korban telah menyelesaikan bangku kuliah di program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Malang (Unisma).

Selain itu, almarhumah juga merupakan alumni Pondok Pesantren Mambaul Ihsan, Ujungpangkah.

Bu Min berharap, pihak keluarga dapat ikhlas serta tabah dalam menghadapi peristiwa duka yang menimpa.

"Kami mendoakan, semoga amal ibadah almarhumah Hidayatus Tsaniah diterima di sisi Allah SWT. Dan pihak keluarga dapat sabar dan tabah, dalam menghadapi peristiwa duka ini," ucap Bu Min.

Bu Min lantas terkenang semasa muda, karena saat masih remaja dirinya juga seorang suporter sepak bola.

Kala itu, Bu Min kerap menyaksikan saat ada pertandingan Persegres maupun Petrokimia Putra di stadion.

"Kehadiran suporter untuk memberikan dukungan kepada tim sepak bola di stadion tidak bisa disalahkan, sebab saya juga pernah merasakan jadi suporter. Bahkan, saya pernah berangkat ke Jakarta untuk mendukung tim sepak bola Gresik," kata Bu Min.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/10/03/205535378/sukardi-mengaku-tak-bisa-tidur-pada-malam-saat-putrinya-tewas-di-stadion

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com