Salin Artikel

Bohongi Orangtua Pelajar yang Tewas Dianiaya Saat Ujian Silat, Pelatih Sebut Korban Kelelahan karena Lari

Ayah ARA, Dedik Hainul Akbar (43) sebelumnya mengatakan kematian anaknya tersebut sempat ditutup-tutupi.

Pelatih dan senior mengatakan kepada keluarga bahwa putranya pingsan karena sesak napas akibat kelelahan.

"Saya tanya kok bisa pingsan, mereka menjawab kecapaken setelah berlari," kata Dedik saat dihubungi, Rabu (14/9/2022).

Tak jujur saat ditanya kontak fisik

Saat melihat kondisi anaknya di ruang ICU, Dedik merasa curiga. Sebab, hidung putranya tersebut mengeluarkan darah.

Dia lantas bertanya pada pelatih apakah ada kontak fisik saat latihan.

Menurutnya saat itu pelatih menjawab tak ada kontak fisik.

"Kok perkembangannya enggak ada, justru tim medis mengatakan bahwa ada penyumbatan di saluran pernapasannya," kata dia.

Kondisi anaknya terus memburuk hingga meninggal dunia.

Keluarga pun akhirnya melaporkan kejanggalan tersebut kepada polisi.


Ditendang dan dipukul

Sekitar sepekan kemudian, Polres Sidoarjo merilis, ARA ternyata tewas dianiaya pelatih dan seniornya saat menjalani ujian silat, Minggu (11/9/2022).

Mereka yakni EAN (25) selaku koordinator kepelatihan. Kemudian penguji UKT yaitu MAS (16), FLL (19), dan MRS (18).

Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro mengatakan, penganiayaan tersebut terjadi di Pos 3. Saat itu korban mengeluhkan pusing setelah melewati ujian di dua pos sebelumnya.

Namun tersangka MAS justru menganggap keluhan itu wujud ketidakseriusan korban menjalani ujian.

Dia lalu memukul punggung korban dua kali, memukul dada korban dengan lengan kanan dan memukul perut dan dada ARA.

Korban yang kesakitan melapor ke tersangka FLL namun FLL justru menyebutkan korban hanya pura-pura pusing dan lemas.

Penganiayaan berlanjut ke tersangka lainnya yakni EAN. EAN juga memukul perut korban dan menyuruhnya masuk ke barisan.

MAS yang sudah memukul lebih dulu ikut menghajar korban dengan sikunya hingga korban jatuh tersungkur.

Dia lalu menyuruh korban pulang.

Korban akhirnya berdiri lagi dan berjalan menuju ke Pos 2 untuk pulang.

Namun sebelum sampai di Pos 2 korban terjatuh di tengah lapangan. Saat itu dia berpapasan dengan tersangka FLL dan MRS, serta satu penguji lainnya.

"Saat papasan itu korban mengatakan kata yang kurang sopan dengan bahasa jawa. MRS yang mendengar itu memberikan tindakan dengan memberikan aba-aba tarik napas, tahan perut dan selanjutnya memukul korban ke arah perut namun ditangkis," kata Kapolres.

"Kemudian korban ditendang ke arah perut 1 kali hingga sempoyongan jatuh telentang dan ditinggalkan begitu saja," beber Kusumo.

Korban yang sempat dilarikan ke RSUD Sidoarjo akhirnya mengembuskan napas terakhirnya.

"Pada pemeriksaan dalam ditemukan pendarahan pada kelenjar perut (selaput). Ditemukan memar pada hati, kelainan tersebut diatas kekerasan tumpul. Sebab kematian orang ini trauma tumpul di perut. Ini hasil visum dari pihak rumah sakit yang sudah kita pegang," terang Kusumo.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Surabaya, Muchlis | Editor : Pythag Kurniati)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/21/102128078/bohongi-orangtua-pelajar-yang-tewas-dianiaya-saat-ujian-silat-pelatih-sebut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke