Salin Artikel

Kisah Edy Prayitno, Anggota Satpol PP Kota Batu, Mendongeng untuk Kenalkan Aturan pada Anak-anak

Namun tidak dengan anggota Satpol PP Kota Batu bernama Edy Prayitno (34). 

Edi justru sering mendongeng untuk anak-anak sembari mengenalkan institusi Satpol PP kepada mereka.

Ketertarikan Edy pada dunia dongeng berawal pada tahun 2010 saat bertugas sebagai tenaga honorer di Dinas Pendidikan Kota Batu.

Saat itu, ia diminta untuk mendampingi pelajar dari salah satu sekolah di Kota Batu untuk mengikuti lomba mendongeng tingkat Provinsi Jawa Timur.

Pria lulusan Sarjana Seni dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta, Surabaya itu mengaku sebenarnya hanya memiliki dasar berkesenian drama monolog.

Berangkat dari hal itu, ia terus belajar mendongeng. Kemudian ia juga bergabung dengan komunitas Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia Malang Raya.

Pada tahun 2015, ia belajar mendongeng dengan menggunakan boneka puppet.

Tujuannya, supaya anak-anak yang melihat pertunjukkannya dapat memahami cerita yang disampaikan.


Edy baru memberanikan diri untuk tampil mendongeng dengan membuat konten video lewat YouTube pada tahun 2019. Saat itu, dia sudah berpindah tugas sebagai anggota Satpol PP Kota Batu.

Tidak lama, tawaran untuk mendongeng secara langsung atau offline berdatangan dari sekolah-sekolah yang tertarik dengan penampilannya untuk menghibur anak-anak.

Kemudian, ia mendapatkan saran dari atasannya untuk mengangkat sosok boneka bertemakan Satpol PP.

Boneka bernama Saprol pun dimunculkan dengan menggambarkan seorang anak berkeinginan sebagai petugas Satpol PP.

"Karena kan biasanya anak-anak ditanya ingin jadi Polisi atau TNI, kalau Satpol PP belum ada, saya juga mengenalkan sosok petugas Satpol PP ke anak-anak supaya tidak takut karena image-nya kebanyakan kalau mendengar Satpol selalu takut," kata Edy.

Ketika mendongeng, Edy bersama bonekanya kompak mengenakan seragam Satpol PP. Materi dari cerita dongeng yang diangkat selalu menyisipkan materi tentang etika dan moral.

Selain itu, dia juga mengenalkan materi tentang isu-isu berkaitan dengan aturan dan hukum yang ramai menjadi perbincangan di publik.

Misal, soal pedagang kaki lima yang tidak boleh berjualan di trotoar karena mengganggu pengguna jalan. Kemudian reklame yang harus memenuhi etika, dan lainnya.

"Seperti pada waktu PPKM ada image kalau enggak pakai masker dihukum Satpol, lewat dongeng saya luruskan terkait itu bahwa menggunakan masker demi kesehatan bersama," katanya.


Saat ini rata-rata dalam sebulan, ia bisa tampil sebanyak tiga kali. Sasaran penontonnya merupakan anak-anak dari usia sekolah TK hingga tingkat Sekolah Dasar kelas 1 - 6.

Permintaan tawaran untuk mendongeng kerap kali ditolaknya karena menyesuaikan tugas piket sebagai anggota Satpol PP.

Bahkan tawaran juga sering didapatkannya dari luar daerah seperti sekolah-sekolah yang berada di Kota Malang dan Kabupaten Malang.

"Karena piket harus 12 jam kadang dari pagi sampai - sore atau malam - pagi, sehingga orang kalau mengundang saya harus mengajukan ke Satpol PP jauh-jauh hari supaya saya bisa dapat dispensasi," katanya.

Bagi Edy, momen paling berkesan selama ia tampil mendongeng ketika melakukan trauma healing kepada anak-anak korban banjir bandang di Kota Batu pada tahun 2021 lalu.

"Responsnya positif, saat itu ada salah satu anak yang nangis karena lihat sapinya hilang terus saya dongengi jadi ceria lagi anaknya," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/20/104723478/kisah-edy-prayitno-anggota-satpol-pp-kota-batu-mendongeng-untuk-kenalkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke