Salin Artikel

Sastrawan Senior Asal Banyuwangi Hasnan Singodimayan Tutup Usia

Kabar meninggalnya sastrawan senior yang juga budayawan itu membuat kaget dan meninggalkan duka mendalam bagi seluruh masyarakat Banyuwangi.

Hasnan Singodimayan selama ini dikenal sebagai budayawan yang dedikatif. Sepanjang hayatnya diabdikan untuk budaya Banyuwangi.

Tidak hanya lewat karyanya, tetapi juga upaya Hasnan untuk selalu mendampingi proses berbudaya para generasi penerusnya.

Hasnan Singodimayan merupakan sosok budayawan Banyuwangi yang malang melintang.

Ia lahir pada 1930 di tengah kolonialisme masih bercokol di negeri ini. Proses kreatifnya dalam dunia seni semakin tumbuh seiring usianya.

Di tengah kariernya sebagai seorang wartawan dan kemudian mengabdi sebagai pegawai negeri sipil (PNS), sepanjang hidupnya ia dedikasikan untuk dunia sastra.

Karya Hasnan pun cukup banyak, seperti Badai Selat Bali (1994), Kerudung Santet Gandrung (2003), Suluk Mutazilah (2011), Niti Negari Bala Abangan (2015), dan kumpulan artikel dalam antologi Enam Mata Banyuwangi serta sederet karya tulis lainnya.

Karya-karya itu selain terkenal di dunia sastra, juga menjadi bahan kajian para akademisi.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya sang maestro sastra Banyuwangi itu.

“Saya mendengar berita duka ini semalam (13/9/2022). Kita semua berduka. Semoga beliau mendapat tempat paling mulia di sisi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata Bupati Ipuk, Rabu (14/9/2022).

Ipuk mengenang perjumpaannya pada 9 November 2021 dengan mendiang Hasnan. Saat itu, Ipuk menjenguk sang budayawan yang terbaring sakit di kediamannya.

"Meski dalam kondisi sakit, beliau masih antusias menceritakan mimpi-mimpinya dalam memajukan kebudayaan Banyuwangi,” kenang Ipuk.

Mimpi-mimpi tersebut, imbuh Ipuk, sebagian menjadi pegangan Ipuk dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan soal kebudayaan.

“Saya teringat betul pesan beliau untuk menjaga kebudayaan Banyuwangi di tengah gerusan dan gempuran budaya global. Ini terus menjadi concern kami dalam setiap mengambil keputusan,” ujar Ipuk.

Jenazah Hasnan dikebumikan, pada Rabu (14/9/2022) siang. Wakil Bupati Sugirah pun menyempatkan waktu khusus untuk hadir ke rumah almarhum.

"Banyuwangi sangat kehilangan beliau. Karya-karya beliau sangat mewarnai perkembangan seni dan budaya Banyuwangi," tutup Sugirah.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/14/221718878/sastrawan-senior-asal-banyuwangi-hasnan-singodimayan-tutup-usia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke