Salin Artikel

Tarif Bus Melonjak Imbas BBM Naik, Warga di Sumenep Enggan ke Luar Kota

SUMENEP, KOMPAS.com - Tarif bus Angkutan Antarkota Dalam Provinsi (AKDP) di Terminal Arya Wiraraja, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, melonjak imbas harga BBM bersubsidi naik. Akibatnya, sejumlah penumpang kini membatasi diri untuk bepergian ke luar kota.

"Naiknya cukup drastis, padahal sekarang kondisinya lagi susah," kata Abdul, seorang penumpang di Terminal Arya Wiraraja Sumenep, Senin (12/9/2022).

Abdul mengaku, naiknya harga BBM bersubsidi yang diumumkan pemerintah pada Sabtu (3/9/2022) telah memberikan efek domino bagi masyarakat. Selain tarif bus, harga bahan pokok juga ikut naik. Hal ini membuat masyarakat kesulitan secara ekonomi.

Atas dasar itu, ia memilih untuk mengurangi bepergian ke luar kota demi menghindari tarif bus yang kian mahal. Padahal, sebelum ada kenaikan harga tarif, ia rutin menemui keluarganya yang ada di Surabaya.

"Kalau saya sendiri akan jarang ke luar kota, sekarang semua masih serba mahal, termasuk tiket (bus) ini," ujar Abdul.

Selain Abdul, penumpang lainnya yang juga mengeluhkan hal yang sama yakni Muzdalifah. Ibu rumah tangga yang biasa ke Kabupaten Probolinggo menggunakan bus itu mengaku juga akan jarang ke luar kota.

"Kecuali nanti ada keringanan (subsidi) dari pemerintah. Jadi enggak apa-apa BBM naik tapi tarif angkutan umum tetap, kan enak," kata dia.

Muzdalifah berharap, pemerintah bisa memberikan relaksasi di tengah harga angkutan umum yang juga naik imbas naiknya harga BBM. Setidaknya, lanjut dia, kenaikan harganya tak begitu signifikan.

"Kalau bisa disesuaikan dengan ekonomi sekarang yang sulit. Jadi naiknya tidak terlalu tinggi," pungkasnya.


Naik 20 persen

Kepala UPT Terminal Arya Wiraraja Sumenep, Imam Handoko membenarkan adanya kenaikan tarif bus AKDP di Terminal Arya Wiraraja Kabupaten Sumenep. Menurutnya, kenaikan tarif itu mencapai 20 persen dari harga sebelumnya.

"Dari Sumenep ke semua jurusan dalam provinsi naik 20 persen dari harga sebelumnya,” tuturnya.

Ia mencontohkan, tarif bus Sumenep-Surabaya sebelum adanya kenaikan BBM biasanya berlaku Rp 70.000. Namun, sejak BBM naik, harga tiket menjadi Rp 95.000. Selain itu, Sumenep-Jember yang semula Rp 120.000 naik menjadi Rp 140.000.

“Naiknya tarif bus tidak bisa dihindari oleh PO (Perusahaan Otobus),” pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/12/130442878/tarif-bus-melonjak-imbas-bbm-naik-warga-di-sumenep-enggan-ke-luar-kota

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com