Salin Artikel

Kronologi Jip Terjun ke Jurang Sedalam 200 Meter di Dekat Bukit Cinta Gunung Bromo, Bawa Pegawai Pemkab Ngawi

Ada enam wisatawan di jip yang terjun ke jurang sedalam 200 meter. Akibatnya dua orang dilaporkan tewas dam 3 lainnya luka berat. 

Para wisatawan adalah dari jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur.

Kecelakaan berawal saat rombongan wisatawan berangkat ke kawasan Bromo pada Sabtu dini hari pukul 01.30 WIB.

Mereka mengedarai jip nomor N 542 KB dan berangkat lewat pintu Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapur, Kabupaten Problinggo.

Sekitar pukul 03.50 WIB, mobil jip kehilangan kendali hingga terjun ke jurang sedalam 200 meter tepatnya di dekat Bukit Cinta.

Saat di TKP di posisi jalan menikung, mobil keluar jalur hingga menabrak pembatas jalan dan jatuh ke dalam jurang.

Saat dikonfirmasi, Humas Taman Nasional Bromo tengger Semeru (TNBTS), Syarif Hidayat mmebenarkan kecelakaan tersebut.

Dua korban tewas adalah Sunardi, warga Desa Ngarudo, Kecamatan/Kabupaten Ngawi dan Sorioleh, warga Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo. Mereka adalah sopir dan satu penumpang.

Sementara korban yang mengalami luka berat yakni Sugeng, warga Desa Dumplengan, Kecamatan Pitu dan Didik Novianto warga Desa Jambangan, Kecamatan Paron. Serta Sigit Wicaksono, warga Desa Karangtengah dan Marsudi, warga Desa Dempel, Kecamatan Geneng.

Semua korban berasal dari Kabupaten Ngawii

"Di jip ada enam orang, laki-laki semua. Yang meninggal sopir jip dan penumpang, Sunardi dan Sarioleh," ucap Sarif, Sabtu.

Korban tewas dan meninggal saat ini berada di RS Bangil Pasuruan.

Ia mengatakan bangkai jip yang mengalami kecelakaan masih berada di lokasi kejadian. Jip belum bisa dievakuasi karena sulitnya medan.

"Jip itu masuk ke jurang kurang lebih 200 meter," tambah Sarif.

Kasatlantas Polres Pasuruan, AKP Yudhi Anugrah Putra menjelaskan, pihaknya belum mengetahui penyebab kecelakaan. Petugas masih mengumpulkan bukti dan keterangan para saksi.

"Setelah olah TKP, kami akan melanjutkan penyelidikan. Kami masih melakukan pemeriksaan untuk bisa memastikan penyebab kecelakaan yang menewaskan dua orang ini," kata Yudhi.

Sementara itu Kanit Laka Satlantas Polres Pasuruan, Ipda A Khunaefi membenarkan jika korban mengiku agenda Bimtek.

"Jadi perjalanan itu sebenarnya agenda kantor Pemerintah Kabupaten Ngawi. Mereka hendak melaksanakan Bimtek (Bimbingan Teknis) di kawasan Penanjakan, TNBTS. Mungkin sambil berwisata," ungkapnya melalui sambungan telepon, Sabtu.

Terkait penyebab kecelakaan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Tosari AKP Dedy Suryo Cahyono mengatakan ada beberapa faktor.

"Pertama, dugaan kami akibat faktor cuaca yang sedang berkabut sekaligus jalanan licin karena hujan. Kedua diduga pengemudi saat itu juga sedang mengantuk," katanya.

"Di jalan area TKP kami menemukan adanya bekas adanya pengereman. Sehingga kalau untuk sarana prasaran kendaraan kemungkinan normal," lanjut dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Faisol, Imron Hakiki | Editor : Pythag Kurniati), Tribunnews.com

https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/10/160400078/kronologi-jip-terjun-ke-jurang-sedalam-200-meter-di-dekat-bukit-cinta

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com