Salin Artikel

Pengakuan Kakek Yudi, 30 Tahun Tinggal di Goa dan Makan dari Pemberian Orang

Kini dia menjalani perawatan Griya Lansia Khusnul Khotimah, Desa Wajak, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.

Saat ditemui, Yudi sudah bisa diajak bicara meskipun terbata-bata karena faktor usia.

Menurut Yudi, ia tinggal di dalam goa tersebut sejak 30 tahun silam, sejak berpisah dengan istrinya yang bernama Siti Aisyah.

"Saya asalnya dari Semarang. Dulu saya menikah hingga dikaruniai tujuh orang anak. Dulu saya tinggal bersama keluarga saya di kawasan Jalan Kyai Mojo, Desa Gondanglegi, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang," jelas dia, Selasa (6/9/2022).

Ia sudah tidak ingat tahun berapa ia berpisah dengan istrinya.

Namun, sejak saat itu, istri dan anaknya pergi meninggalkannya sendirian.

"Karena sendirian akhirnya saya juga pergi meninggalkan rumah dan tinggal di goa di Lawang," ujarnya.


Yudi menyebutkan, saat ini istri dan anaknya masih ada dan tinggal di kawasan Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Namun, Yudi mengaku selama pihaknya tinggal di goa tersebut, belum pernah dijenguk oleh keluarganya.

"Dereng tau (belum pernah)," singkatnya.

Selama tinggal di goa, Yudi mengaku hanya makan dari hasil pemberian warga sekitar, saat ia keluar dan berjalan di area perkampungan.

"Kadang disukani telo kale tiyang. Geh niku seng kulo dahar (Kadang diberi ketela sama orang. Ya itu yang saya makan)," jelasnya.

Yudi mengaku beruntung saat ini ia dirawat di Griya Lansia Khusnul Khotimah. Menurutnya tempat itu lebih layak ia tinggali dibanding berada di dalam goa.

"Geh untung wonten mriki. Mati wonten mriki. Timbang ten guo (Beruntung saya ada di sini. Mati di sini. Daripada ada di goa)," tegasnya.

Penjelasan sang anak

Sementara itu, anak bungsu Yudi Iswantoro, Bayu Cahyo (28) mengatakan bahwa bapaknya itu sudah meninggalkan keluarga dan tinggal di goa sejak ia masih bayi.

"Dulu bapak saya, menurut cerita ibu saya pernah bekerja sebagai montir di kawasan Kecamatan Lawang. Kemudian, karena terpengaruh temannya, ia pergi ke goa untuk bertapa katanya," jelas dia, Rabu (6/9/2022).

Sementara, keluarganya yang saat itu tinggal di kawasan Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang ditinggalkan begitu saja oleh Yudi Iswantoro untuk tujuannya tinggal di Goa.

"Selain itu, saat hidup bersama ibu saya juga katanya sering dipukuli dan dimintai uang oleh bapak," ujar dia.


Penjelasan psikolog

Psikolog Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia, Ratna Yanuar Anugrah Putri mengatakan dari hasil pemeriksaanya, Yudi diduga mengalami skizofrenia.

Skizofrenia adalah ganguan mental yang terjadi pada ODGJ (orang dalam gangguan jiwa) yang menimbulkan efek halusinasi, delusi, perubahan perilaku, gelisah, dan cemas.

"Tadi saya sudah memeriksa Bapak Yudi, dan kami indikasikan beliau mengidap skizofrenia, karena sering berhalusinasi dan berbicara tidak masuk akal," ungkapnya saat ditemui di Griya Lansia Khusnul Khotimah untuk melakukan assesment kepada Yudi Iswantoro.

Selain melakukan pemeriksaan kepada Yudi, Ratna juga mengaku akan melakukan pengawasan keberadaan keluarga untuk membahas nasib Yudi.

"Nanti kalau keluarga sudah ketemu, kami akan berkoordinasi terkait nasib Bapak Yudi. Diputuskan tetap tinggal di sini atau akan dibawa keluarga nanti akan kita musyawarahkan," jelasnya.

"Nanti kalau kondisi Yudi sudah mulai membaik, kami akan melakukan sidik jari untuk mengetahui identitas aslinya," kata dia.

Yudi dievakuasi dari dalam goa di Kabupaten Malang pada Senin (5/9/2022).

Kapolsek Lawang Kompol Suyatmo mengatakan, Yudi dievakuasi dalam kondisi lemah dan tak berdaya.

Polisi juga sempat mengalami kesulitan saat menuju ke lokasi lantaran goa berada di tengah hutan.

"Sesampainya di goa, Bapak Yudi sedang tidur telentang dan tampak lemas tak berdaya," ujarnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/07/202935678/pengakuan-kakek-yudi-30-tahun-tinggal-di-goa-dan-makan-dari-pemberian-orang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com