Salin Artikel

Jelang Piala AFC U20 2023, Pemkot Surabaya Jamin Stadion GBT Tak Lagi Bau Sampah

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya mengatasi sejumlah persoalan yang terjadi di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).

Utamanya, menjelang Kualifikasi Piala AFC U-20 tahun 2023 yang digelar pada tanggal 14-18 September 2022.

Selain persoalan lemahnya sinyal, penanganan juga telah dilakukan pemkot terhadap bau tidak sedap yang sebelumnya ditimbulkan dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo yang hanya berjarak satu kilometer dari GBT.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, pihaknya telah menerapkan sejumlah metode manajemen pengelolaan sampah di TPA Benowo.

Ini dilakukan agar TPA di sana, tak lagi menimbulkan bau tidak sedap.

"Jadi, komitmen pemkot tidak bau untuk GBT. Untuk di TPA bukan diusahakan lagi, tapi harus hilang baunya terutama pada saat pertandingan AFC U-20," kata Agus Hebi di Surabaya, Sabtu (3/8/2022).

Sejumlah metode itu, dijelaskan Hebi, mulai dari melakukan penyemprotan efektif mikro organisme EM6.

Menurutnya, mikroorganisme tersebut, bukan merupakan zat kimia, melainkan organik.

"Jadi EM6 ini bukan kimia, tapi organik," ujar dia.

Tak hanya melakukan penyemprotan di TPA, pihaknya juga menerapkan treatment dengan menutup seluruh TPA Benowo menggunakan geomembran. Ini dilakukannya agar TPA tidak terlihat mencolok dan menimbulkan bau.

"Kemudian ada penutupan membran dan sekarang sudah 100 persen. Itu yang sudah kita lakukan," terang Agus Hebi.

Di samping memasang geomembran, sejumlah langkah lain juga terus dilakukan pemkot untuk menghilangkan bau di sekitaran GBT. Seperti di antaranya, membangun buffer zone atau kawasan penyangga TPA Benowo.

Bentuk buffer zone ini berkonsep seperti hutan yang mengelilingi TPA Benowo.

"Ini masih kita kerjakan. Kalau buffer zone itu harus sampai 500 meter, ini baru satu shaft. Kalau buffer zone memang terkait tanaman, mungkin akan tampak setelah 2 tahun setelah ditanam," kata dia.

Karena itu, Hebi menyatakan Pemkot Surabaya menjamin penyelenggaraan Piala AFC U20 di Stadion GBT berlangsung dengan nyaman.

Ia juga memastikan tidak ada lagi bau tidak sedap yang ditimbulkan dari TPA Benowo.

"Sudah ada jaminan itu, dan juga pengelola dari TPA benowo bersurat ke kami bahwa mereka menjamin selama pelaksanaan AFC U-20 berlangsung, juga tidak bau," ucap dia.

Seperti diketahui, Stadion GBT telah ditunjuk sebagai tuan rumah  pertandingan Grup F Kualifikasi Piala AFC U-20 tahun 2023. Grup ini akan diisi oleh Timnas Indonesia U-20, Hongkong, Vietnam dan Timor Leste.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/04/193937978/jelang-piala-afc-u20-2023-pemkot-surabaya-jamin-stadion-gbt-tak-lagi-bau

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com