Salin Artikel

Jeritan Sopir Angkot di Malang karena BBM Naik, Sepi Penumpang tapi Terpaksa Naikkan Tarif

MALANG, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dikeluhkan sopir angkutan darat. Salah satunya sopir angkutan umum di Kota Malang, Jawa Timur yakni Sugianto (54).

Dia sehari-hari menjadi sopir jurusan Lawang, Kabupaten Malang - Terminal Arjosari, Kota Malang.

Penghasilan bersih yang diterima setiap hari tidak menentu, antara Rp 15.000 hingga Rp 50.000 sebelum harga BBM naik.

Untuk kebutuhan BBM setiap hari yang dibelinya yaitu sekitar 12 liter dengan tiga kali jalan bolak balik.

Menurutnya, dengan adanya harga BBM naik telah menambah beban kesulitan para sopir yang saat ini mengalami sepi penumpang.

Pria yang sudah 30 tahun menjadi sopir angkutan umum itu juga khawatir, untuk penghasilan yang diterima nantinya semakin berkurang.

"Sudah pasti sangat menyulitkan sopir. BBM naik, operasional bertambah, penghasilan semakin berkurang, angkot terus sepi Mas," kata Sugianto saat ditemui di Terminal Arjosari, Kota Malang pada Minggu (4/9/2022).

Dikatakannya, kondisi sopir saat ini semakin susah. Sekali perjalanan, hanya sering rata-rata mendapatkan sekitar tiga penumpang.

Tarif yang dipatok olehnya sesuai jarak jauh - dekat dari masing-masing penumpang.

Dia pun berencana untuk menaikkan tarif dengan keputusannya sendiri sebesar Rp 1.000. Hal itu dilakukan karena terpaksa dengan menyesuaikan kondisi yang ada.

"Kalau dari Lawang ke Arjosari saya tarik Rp 5.000, tapi karena BBM naik jadi Rp 6.000, itu aja tadi ada yang enggak mau. Sekali narik ya gitu seringnya dapat hanya satu sampai tiga penumpang, sudah enggak pernah lagi full penumpang," katanya.

Sugianto mengungkapkan, sepinya penumpang angkutan umum karena telah kalah saing dengan taksi dan ojek online.

Selain itu, semakin banyaknya masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi dengan cara mudah yakni kredit.

Meski begitu, dia pun tetap memilih bertahan menjadi sopir angkutan umum karena tidak memiliki pilihan pekerjaan lainnya.

"Saya ini sudah tua Mas, mau alih profesi jadi kuli atau tukang enggak kuat tenaganya, makanya kebanyakan yang bertahan ini sopir yang tua-tua," katanya.

Perlu diketahui, pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga produk BBM baik subsidi, hingga non subsidi.

Penyesuaian harga BBM tersebut berlaku satu jam sejak diumumkannya pada Sabtu (3/9/2022) yakni berlaku sejak pukul 14.30 WIB.

Adapun ketiga BBM tersebut antara lain yakni Pertalite, solar subsidi, hingga Pertamax. Rinciannya yakni Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

Kemudian, solar subsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Sementara Pertamax mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Ketua Organda Malang Raya, Rudi Soesamto mengatakan adanya kenaikan harga BBM tidak ada pemberitahuan resmi ke pihaknya.

Sehingga Organda Malang Raya tidak memberikan sosialisasi sebelumnya.

Menurutnya kenaikan harga BBM seharusnya tidak secara tiba-tiba sehingga para pengelola angkutan darat bisa melakukan penyesuaian.

"Enggak ada pemberitahuan resmi ke kita, tahunya kami ya dari berita, enggak ada sosialisasi, ya ibaratnya kami ini kaget," kata Rudi saat dihubungi via telepon WhatsApp.

Dia mengungkapkan, dalam beberapa waktu ke depan bukan tidak mungkin akan adanya kenaikan tarif angkutan umum. Akan tetapi, dia belum bisa menyampaikan besaran kenaikan tarif nantinya.

"Tentu kalau menaikkan tarif harus rapat dulu sama pemerintah atau dalam hal ini dinas perhubungan, jadi tidak bisa semena-mena," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/04/175515678/jeritan-sopir-angkot-di-malang-karena-bbm-naik-sepi-penumpang-tapi-terpaksa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke