Salin Artikel

Pengakuan Imron soal Parade Sound System di Jember yang Bikin Kaca Retak: Rumah Warga sampai Bergetar

Beberapa kaca rumah warga pecah hingga ada plafon yang bolong lantaran getaran suara terlalu keras.

Salah seorang warga Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, Jawa Timur bernama Imron menuturkan peristiwa yang terjadi pada Rabu (31/8/2022) tersebut.

Imron menjelaskan, parade itu digelar untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI.

Mulanya, para peserta parade sound system itu berkumpul di lapangan Desa Cumedak menuju kantor Kecamatan Sumberjambe.

"Dalam perjalanan, parade sound system yang dimuat menggunakan truk itu menggetarkan rumah warga," kata dia kepada Kompas.com, Jumat (2/9/2022).

Menurut Imron, ada peserta yang menghadapkan sound system itu ke arah kanan dan kiri sehingga menghadap rumah warga.

Saat truk pembawa peralayan sound system melintas, banyak warga yang menutup telinga karena suara yang terlalu keras.

Bahkan saking kerasnya, sejumlah kaca rumah warga retak hingga ada plafon yang jebol.

“Kaca jendela warga retak, ada sebagian plafon ikut bergetar hingga berlubang,” kata Imron.


Imron menambahkan, plafon rumah warga yang berlubang kondisinya memang sudah cukup tua. Suara sound system yang terlalu keras membuat plafon tersebut jebol.

Panitia akan ganti

Sementara itu, panitia parade sound system Dedi Darmawan menambahkan, pihaknya sudah mendatangi rumah warga yang mengalami kerusakan.

“Kami sudah mendatangi rumah warga, ada empat rumah yang kami temui,” kata dia.

Empat rumah itu di antaranya satu di Dusun Krajan Desa Gunung Malang, tiga di Dusun Krajan Desa Cumedak. Selain itu, juga ada kaca pos satpam Puskesmas yang juga retak.

Kerusakan rumah itu yakni bagian kaca pecah dan plafon yang bolong.

“Kaca pecah karena ukuran mili kaca sangat tipis,” tambah dia.

Panitia mengaku sudah memproses perbaikan kaca rumah warga yang rusak.

Penggantian itu berupa barang yang rusak, tidak dalam bentuk uang.

Dedi mengaku kaca retak itu memang karena efek getaran dari sound system. Namun panitia baru mengetahui ada rumah warga rusak sehari setelah acara parade sound system itu.

“Kami pihak panitia menyadari itu adalah plus minus dari kegiatan, kami tetap bertanggung jawab untuk perbaikan,” tambah dia.

Menurut dia, ada warga yang enggan diganti kaca rumahnya karena memaklumi kegiatan tersebut. Namun panitia tetap melakukan perbaikan sebagai bentuk tanggung jawab.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/09/02/140508678/pengakuan-imron-soal-parade-sound-system-di-jember-yang-bikin-kaca-retak

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com