Salin Artikel

Polres Sampang Tetapkan 4 Tersangka Pengeroyok WN Malaysia

SAMPANG, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Kabupaten Sampang, Jawa Timur, menetapkan empat tersangka dalam kasus pengeroyokan terhadap Warga Negara Asing (WNA) asal Malaysia, Fitriyatun (30).

Empat tersangka itu yakni IF, FD, TU dan SN. Keempatnya merupakan warga Desa Bira Timur, Kecamatan Sokobana, Kabupaten Sampang. Namun, yang sudah ditahan baru 2 tersangka, yakni IF dan FD.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Sampang, Ajun Komisaris Polisi Irwan Nugraha menjelaskan, empat terlapor sudah memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan keterangan korban, para saksi dan barang bukti.

Empat tersangka itu sudah dipanggil untuk pemeriksaan, namun hanya dua orang yang memenuhi panggilan dan langsung ditahan.

“Baru dua tersangka yang kami tahan, yang dua tersangka lagi belum kami tahan karena mangkir dari pemanggilan,” kata Irwan Nugraha saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (26/8/2022).

Irwan menambahkan, dua tersangka, TU dan SN, yang belum memenuhi panggilan akan dipanggil kembali untuk yang kedua kalinya. Jika pada panggilan kedua tetap tidak hadir ke Polres Sampang, maka penyidik akan menjemput paksa.

“Kami harap dua tersangka kooperatif dengan kami. Kalau tidak, maka akan dijemput paksa,” imbuh Irwan.

Kuasa hukum korban, Saudi menyatakan, penetapan empat tersangka oleh penyidik Polres Sampang sudah tepat. Sebab, pihak tersangka mencoba melakukan sabotase atas kejadian itu dengan melaporkan balik korban ke Polres Sampang.

“Ada upaya pemutarbalikan fakta dan peristiwa oleh pelaku dengan melaporkan balik korban. Namun, Polres Sampang jernih menangani kasus ini. Apalagi korbannya adalah warga asing,” terang Saudi saat dikonfirmasi melalui telepon seluler.


Saudi mendesak, Polres Sampang segera menangkap dua tersangka yang masih mangkir dari panggilan penyidik. Saudi tidak mau ada pihak yang melindungi dua tersangka yang belum memenuhi panggilan. Sebab menurut Saudi, dua tersangka itu dilindungi oleh oknum tertentu.

Diberitakan sebelumnya, Fitriyatun (30), warga negara Malaysia dikeroyok oleh empat tersangka di sebuah kafe di Desa Bira Timur, Kecamatan Sokobana, Kabupaten Sampang, pada Kamis (11/8/2022). Pengeroyokan itu terekam video amatir dan viral di media sosial.

Seperti yang tergambar dalam video, para tersangka tiba-tiba datang ke tempat duduk Fitriyatun yang sedang menunggu teman-temannya. Salah satu tersangka kemudian memukul wajah korban.

Setelah memukul wajah korban, tersangka kemudian diseret ke luar kafe dengan cara menjambak rambutnya. Kerudung korban kemudian lepas.

Atas kejadian tersebut, wajah korban lebam dan kepala bagian belakang bengkak.

Menurut Irwan Nugraha, motif pengeroyokan itu karena persoalan asmara. Salah satu tersangka cemburu karena suaminya menikahi korban. Padahal, suami korban sudah lama bercerai dengan tersangka. Sedangkan korban tidak mengenal para tersangka.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/26/175338278/polres-sampang-tetapkan-4-tersangka-pengeroyok-wn-malaysia

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com