Salin Artikel

Gempa M 3,7 di Kediri Disebut Terbesar dalam Catatan

Stasiun Geofisika Kelas III Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Nganjuk, mencatat, sejak tahun 2016 hingga saat ini total terjadi 24 gempa di Kediri.

Sedangkan untuk bulan Januari hingga Agustus 2022, tercatat hanya ada tiga gempa yang terdeteksi.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Nganjuk, Sumber Harto mengatakan, gempa magnitudo 3,7 yang terjadi pada Jumat (26/8/2022) merupakan gempa terbesar dari yang tercatat.

"Yang terbesar, ya, hari ini tadi, (magnitudo) 3,7. Episentrumnya di sekitar wilayah Banyakan," ujar Sumber Harto pada Kompas.com, Jumat (26/8/2022).

Sumber Harto menambahkan, gempa-gempa yang terjadi di wilayah Kediri dan sekitarnya merupakan gempa dangkal yang diakibatkan oleh adanya aktivitas sesar lokal.

Menurutnya, sesar lokal tersebut belum diketahui jenisnya karena masih membutuhkan penelitian lebih lanjut

Bahkan gempa akibat sesar lokal itu pun baru terekam belakangan ini menyusul dipasangnya peralatan pendeteksi gempa.

"Dulu di Indonesia alatnya belum ada terus sekarang diperbanyak alatnya sehingga banyak Sesar lokal yang terdeteksi," lanjutnya.


Dampaknya biasanya tidak sebesar dampak yang diakibatkan oleh gempa yang disebabkan aktivitas Subduksi.

"Namun Sesar lokal akan tetap terasa dan berdampak jika episentrumnya ada di bawah pemukiman penduduk," lanjutnya.

Imbauan 

Sumber Harto mengatakan, jika terjadi gempa warga sebisa mungkin diminta secepatnya keluar dari ruangan sembari melindungi kepala dan tengkuk.

"Lindungi pakai tangan atau benda apapun yang bisa dipakai," ujarnya.

Namun jika tidak memungkinkan keluar ruangan, bisa berlindung pada benda-benda yang mempunyai ruang bawah dan kokoh semisal meja.

Juga, masih kata dia, sebisa mungkin menghindari properti yang mudah pecah semisal pintu maupun jendela berbahan kaca.

"Gempa tidak membunuh, kadang kelalaian kita yang menyebabkan jatuhnya korban." pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, gempa dengan magnitudo 3,7 dengan titik episentrum di kedalaman 9 kilometer terjadi di wilayah Kediri, Jawa Timur, Jumat (26/8/2022).

Warga merasakan dampaknya berupa getaran ringan dan tidak ada dampak kerusakan akibat gempa tersebut. 

https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/26/115512278/gempa-m-37-di-kediri-disebut-terbesar-dalam-catatan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com