Salin Artikel

Geliat Cuan di Balik Kostum Karnaval Agustusan

Pengakuan beberapa penyedia jasa penyewaan kostum karnaval di Kediri, Jawa Timur, tahun ini ibarat masa pemulihan setelah dua tahun paceklik akibat pandemi Covid-19.

Pemilik Humaira Salon di Kelurahan Ketami, Kota Kediri, Bunda Ira mengaku mengantongi Rp 2 juta dalam seminggu selama Agustusan.

Menurutnya, pendapatan itu bisa bertambah karena puncak gelaran karnaval bisa berlangsung hingga September.

"Ini, kan, baru awal mulai. Kegiatannya biasanya berlangsung sampai September," ujar Bunda Ira kepada Kompas.com, Rabu (24/8/2022).

Perempuan yang sudah belasan tahun meniti karir di bidang salon kecantikan ini merambah usaha penyewaan kostum karena melihat peluang bisnisnya.

"Awalnya ada yang datang ke salon nanyakan kostum. Lalu saya beli untuk disewakan dan ternyata laku," ujarnya.

Kini, dia mempunyai aneka kostum karnaval. Baik kostum tema profesi untuk anak-anak, kostum baju adat, hingga kostum hias karnaval.

Biaya sewa kostum itu disesuaikan dengan jenis dan aksesorisnya, kisarannya mulai Rp 50.000 hingga Rp 300.000.

Ira mengaku pesanan baju karnaval pada momen HUT RI tahun ini laris manis. Ia sampai menolak penyewa karena pemesanan penuh.

Hal itu juga disebabkan promosi yang dilakukan Ira di media sosial.

"Dan produknya harus update terus mengikuti jaman," pungkasnya.

Mochamad Djaszuri (54), warga Kelurahan Mrican, Kota Kediri, juga turut merasakan dampak ekonomi pada momen Agustusan tahun ini. Kostum koleksi Djaszuri banyak disewa warga.

Pemilik usaha penyewaan kostum Djaszdecoration itu memiliki spesialisasi pakaian adat nusantara dan kostum hias karnaval. Penyewaan bisa dilakukan secara individu atau kelompok.

"Baju adat nusantara kainnya asli saya datangkan dari daerah asalnya. Misalnya baju adat Lombok dan beberapa daerah lainnya," ujar Djaszuri.

"Saya sesuaikan juga dengan kemampuan penyewanya," ujarnya tanpa mengungkapkan besaran omzetnya.

Baju hiasnya itu banyak dipakai ajang karnaval desa bahkan setingkat kota. Bahkan sesekali juga disewa oleh perusahaan swasta yang tengah mempunyai hajat.

Djaszuri juga tak sengaja memulai usaha penyewaan kostum. Awalnya, ia membuat kostum untuk kegiatan sekolah anaknya.

Tak disangka kostum buatannya itu memiliki banyak peminat. Ia pun mulai membuat pakaian adat dan karnaval untuk koleksi.

"Dulu pas masih tinggal di Papua, kostum dari barang bekas saya menang lomba yang diselenggarakan Freeport," ungkap pria yang merantau belasan tahun di Papua itu.

Pria yang hobi melukis ini mengungkapkan, bisnis jasa penyewaan kostum termasuk usaha menjanjikan karena selalu dicari orang dan modal sekali bisa dipakai berkali-kali.

Dia mencontohkan, kostum yang dibuat untuk anaknya bertahun-tahun lalu hingga kini masih tetap laku. Begitu juga perniknya, misalnya sepatu Aladin hasil permaknya bertahun-tahun lalu juga masih menghasilkan uang.

"Tapi kuncinya adalah kualitas karya dan cara penyimpanan agar awet bagus sehingga pelanggan puas," ujar pelaku seni yang mengaku banyak belajar dari pegiat karnaval di Jember ini.

Meski banyak diburu konsumen, rupanya ketersediaan kostum karnaval tidak lantas menjadi sesuatu yang susah dicari.


Selain karena jadwal kegiatan karnaval yang berbeda-beda tiap wilayah, juga ditunjang dengan banyaknya penyedia jasa penyewaan kostum.

Apalagi banyak juga penyedia jasa sewa yang memanfaatkan media sosial maupun loka pasar dalam memasarkan jasanya. Sehingga kekosongan stok di suatu daerah bisa terpenuhi dari pasar online.

Namun tidak semua pengguna karnaval menyewa properti yang dipakainya. Ada yang lebih memilih membelinya dari pada menyewa.

Nurita Afridiana misalnya, mendapatkan kostum tema profesi polisi untuk anaknya dengan cara membelinya dari loka pasar.

Itu menurutnya karena lebih simpel dan harganya pun cuman selisih separuh dari harga sewa. Dan nilai tambahnya juga bisa dipakai seterusnya.

"Ini barangnya masih bagus. Bakal diturunin lagi untuk Adel sepupu yang masih TK," ujar Nurita ibu dari Keysa Azzahra ini.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/25/060000578/geliat-cuan-di-balik-kostum-karnaval-agustusan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke