Salin Artikel

Keluh Kesah Driver Ojol yang Berunjuk Rasa di Surabaya: 15 Tarikan Cuma Dapat Rp 70.000

Mereka turun ke jalanan untuk menuntut kesejahteraan.

Pantauan Kompas.com di Jalan Ahmad Yani, kepadatan terjadi lataran ribuan driver ojol datang dari berbagai daerah.

Andreas, salah satu sopir ojol dari daerah Pacet, mengeluhkan tarif yang didapatnya hanya Rp 6.400 setiap kali mendapat order. Dia merasa tarif tersebut jauh dari kata sejahtera.

"Saya dari Pacet sana PP (pulang pergi) setiap hari Surabaya, dua hari lalu saya bawa uang Rp 70.000, mau sejahtera dari mana," kata Andreas kepada Kompas.com, Rabu (24/8/2022).

Dirinya merinci tarif yang diberlakukan saat ini kurang manusiawi. Sebab setiap order yang diambil, para pengemudi ojol masih dikenakan biaya parkir sebesar Rp 1.000.

Ditambah lagi, harus membayar koperasi dan iuran BPJS Ketenagakerjaan.

"Parkir Rp 1.000, terus tinggal Rp 5.400. Angel (susah). Makanya harus dilawan ini, jangan sampai kita hanya jadi sapi perah saja," ungkap dia.


Andreas mengaku akhir-akhir ini dirinya kerap pulang malam karena ingin membawa uang minimal Rp 100.000 per hari.

"Kemarin saya dapat 15 tarikan cuma bawa uang Rp 70.000 itu," cetus dia.

Saat ini ribuan ojol masih berada di Jalan Ahmad Yani, bergeser ke kantor Grab dan Gojek serta dilanjutkan ke Rumah Dinas Gubernur Jatim Grahadi.

Frontal Jatim saat ini dimotori oleh dua organisasi driver online resmi. Yakni Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur dan Himpunan Pengusaha Daring Indonesia (HIPDA), serta komunitas atau paguyuban driver online yang ada di Jawa Timur.

Adapun aksi demo damai bertajuk “Frontal Level 5” kali ini mengusung beberapa tuntutan, yakni :

1. Libatkan Frontal Jawa Timur bersama pemerintah untuk merumuskan tarif dan aturan perjanjian kemitraan (semua aplikasi driver) di seluruh daerah Jawa Timur

2. Turunkan potongan aplikasi menjadi 10 persen.

3. Hapus biaya layanan pemesanan (biaya tidak langsung) yang hanya menguntungkan aplikator saja.

4. Menolak sistem double order.

5. Menolak sistem autobid.

6. Ubah rentang jarak 0-5 km menjadi  0-4 km untuk biaya tarif minimal.

7. Menolak aturan denda dan hapus fitur cancel berujung denda yang merugikan driver/mitra aplikasi angkutan barang.

8. Hapus dan bebaskan zona merah (area publik) seluruh Jawa Timur untuk ojek online dan taksi online.

9. Bebaskan mitra untuk menjadi driver individu tanpa terikat koperasi atau vendor yang merugikan sepihak.

10. Bubarkan komunitas bentukan aplikator.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/24/115047078/keluh-kesah-driver-ojol-yang-berunjuk-rasa-di-surabaya-15-tarikan-cuma

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke