Salin Artikel

Balada Cinta Arif dan Fitri yang Berakhir di Penjara, Gelapkan Motor Teman hingga 4 Bulan Jadi DPO

Mereka ditangkap atas kasus penggelapan motor milik rekannya. Mereka sempat menjadi pelarian selama empat bulan.

Bahkan mereka sempat kabur hingga ke Kalimantan Timur.

Arif yang baru bercerai berkenalan dengan Fitri, ibu tunggal anak satu di situs pertemanan Facebook.

Fitri tercatat sebagai warga Dusun Gading, Desa/Kecamatran Selopuro. Sementara Arif adalah warga Dusun Banaran, Desa/Kecamatan Doko.

Merasa cocok, mereka pun mejalin hubungan asmara. Karena pacaran butuh model, Arif dan Fitri menggelapkan motor milik Bambang (25) pada 19 Mei 2022.

Saat itu Bambang berkunjung ke rumah temannya yang bertetangga dengan Fitri.

Karena sudah kenal, Fitri meminjam motor CBR milik Bambang dengan alasan akan mengambil baju.

Bambang pun mengizinkan karena sudah kenal dengan Fitri dan menunggu Fitri di rumah temannya.

Ternyata motor milik korban yang dipakai Arif membonceng Fitri, dibawa ke Kota Blitar untuk menemui Nr.

Oleh Arif, motor milik Bambang dijual ke NR (27), warga Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo.

Motor yang bernilai Rp 15 juta tersebut dibeli Nr dengan harga Rp 6 juta tanpa dilengkapi surat resmi kendaraan.

Hasil penjualan motor tersebut kemudian digunakan untuk berangkat ke Penajam Pasir Utara, Kalimantan Timur pada 20 Mei 2022.

"Dan uang Rp 6 juta hasil penjualan sepeda motor itu dipakai kabur. Malam itu, mereka membeli tiket pesawat di Kecamatan Kesamben, dan besok siangnya berangkat ke Surabaya lalu kabur ke Penajam," kata Kapolres Blitar, AKBP Aditya Panji Anom, Selasa (23/8/2022).

Pergi ke Kalimantan Timur adalah ide dari Arif yang pernah bekerja sebagai kuli bangunan di Penajam.

Di Kabupaten Penajam Pasir Utara, Arif bertahan hidup dengan menjadi kuli bangunan.

Setelah 3 minggu bekerja, ia mendapat kabar jika petugas Buser Polres Blitar mencium keberadaannya.

Kedua kekasih yang sudah mulai menata hidup itu mendadak panik.

"Akhirnya, mereka meninggalkan Kota Penajam dengan ongkos dari bekerja seadanya itu. Entah apa pertimbangannya, mereka kabur ke Surabaya, tepatnya di Kecamatan Kenjeran," kata Panji.

Di Surabaya, mereka menyewa kamar kos dan bekerja serabutan untuk bertahan hidup dengan kekasihnya.

Belum genap sebulan, mereka kembali kabur setelah dapat informasi polisi mengetahui keberadaan mereka.

"Kami punya cara sendiri, untuk melacaknya, dan memang sudah dicari petugas," papar kapolres.

Di saat sedang diburu petugas, mereka sudah kabur lagi. Sepertinya mereka kali ini kebingungan mencari tempat tinggal, hingga akhirnya nekat ke Blitar.

Informasinya, mereka ngekos di Kota Blitar atau belakang sekolah SMA Negeri 1.

Tinggal di rumah kos tak membuat mereka tenang, apalagi lokasi kos mereka terlalu dekat dengan Polres Blitar.

Setelah tiga minggu bertahan di Blitar, mereka kabur dan kos di wilayah Kediri.

Setelah empat bulan bersama dalam pelarian, sepasang sejoli ini berhasil ditangkap.
"Mereka kami tangkap di Kota Kediri. Bahkan saat didatangi petugas, keduanya sedang berada di dalam rumah kosnya," terangnya.

Saat diperiksa, mereka mengakui hidup dalam ketakutan selama empat bulan kabur itu. Selain itu mereka juga harus berpindah-pindah tempat.

Kepada petugas, Fitri mengaku menyesal karena semua itu bukan atas rencananya sendiri.

Namun itu tak luput dari peran pacarnya, Arif yang sangat mencintainya dan mengajak hidup berdua.

"Katanya sebagai anak tertua dari dua saudara, Arif mengaku malu pada orangtuanya karena tak bisa memberikan contoh terbaik pada kedua adiknya," pungkasnya

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Balada Cinta Duda dan Janda di Blitar, 4 Bulan Jalani Pelarian di Kaltim Sebelum Berakhir di Penjara

https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/24/084800278/balada-cinta-arif-dan-fitri-yang-berakhir-di-penjara-gelapkan-motor-teman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke