Salin Artikel

Dulu Pernah Mengamen, Farel Prayoga Kini Tampil di Panggung hingga Menggoyang Istana

KOMPAS.com - Farel Prayoga menjadi perbincangan usai tampil membawakan "Ojo Dibandingke" saat peringatan HUT ke-77 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8/2022).

Aksi penyanyi cilik asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, ini membuat sejumlah menteri berjoget. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo bahkan tampak menikmati penampilan Farel.

Jauh sebelum tampil di sejumlah panggung, bahkan hingga menggoyang Istana Merdeka, Farel ternyata pernah mengamen bersama sang ayah, Joko Suyoto (43). Itu bermula saat Farel duduk di kelas II sekolah dasar.

Joko dan Farel mengamen di jalanan hingga ke pasar-pasar di Kecamatan Srono, Banyuwangi.

"Dia sering ikut berkeliling ke pasar-pasar, bahkan dia sendiri yang menyanyi," ujarnya, Kamis (18/8/2022).

Menurut Joko, dirinya tidak memaksa Farel ikut mengamen. Akan tetapi, karena Farel yang meminta, ia tidak bisa melarang.

"Ya sudah saya bilang ndak apa-apa. Itung-itung juga sekalian melatih bakat dan mentalnya bernyanyi di muka umum," ucapnya.

Sewaktu mengamen, terang Joko, Farel tak malu maupun grogi.

"Dia suka ya ndak masalah, yang penting ndak mengganggu sekolahnya," ungkapnya.

Setelah berada di kelas VI sekolah dasar, Farel sudah tak ikut mengamen. Malahan, kata Joko, Farel sering bernyanyi dari panggung ke panggung.

"Sudah tidak mengamen lagi. Fokus ke sekolah, dia juga sering manggung," tuturnya.

Ibu Farel, Siti Mujayanah (41), menuturkan, tidak menyangka anak ketiganya tersebut diundang tampil di Istana dan bertemu dengan Presiden Jokowi.

"Saya masih tidak percaya, saya dengar dari cerita-cerita tetangga katanya Farel masuk TV, ketemu presiden di Jakarta," bebernya.

Siti menceritakan, bakat Farel dalam hal tarik suara mulai terlihat sejak balita. Kala itu, Farel sering menyanyi sendiri.

"Sering nyanyi sendiri dulu di depan TV, pokoknya kalau ada musik dia langsung spontan menirukan," jelasnya.

Walau kini Farel sudah mulai dikenal banyak orang, Siti berharap agar buah hatinya itu tetap mengedepankan pendidikan.

"Bagi saya pendidikan tetap nomor satu, karena yang utama adalah itu. Tetap rendah hati dan jangan lupa shalat," tandasnya.

Farel Prayoga saat ini bersekolah di SD Negeri 2 Kepundungan, Kecamatan Srono, Banyuwangi.

Kepala SD Negeri 2 Kepundungan Ambarwati mengungkapkan, Farel berprestasi dalam bidang seni, baik menyanyi maupun tari.

"Di samping memang dia berprestasi dalam bidang seni tarik suara, dia juga punya prestasi dalam bidang seni tari," terangnya, Kamis.

Selain itu, dalam hal akademik, nilai Farel juga termasuk baik.

"Jika diberi tugas oleh para guru, selagi dia mampu tidak pernah ditolak," sebutnya.

Ambarwati menambahkan, Farel merupakan murid yang ramah dan suka membantu sesama.

"Farel ini orangnya ramah, rendah hati, ceria dan anaknya suka membantu temannya apabila habis dapat job," ujarnya.

Sebelum penampilannya di Istana Merdeka menjadi viral, Farel Prayoga dikenal sering membawakan lagu-lagu dangdut.

Salah satu yang menjadi buah bibir di media sosial adalah cuplikan video penampilan Farel membawakan "Ojo Dibandingke" bersama penyanyi Filla Tallia. 

Farel juga mempunyai kanal YouTube yang memiliki lebih dari 73.000 subscribers.

Aris Setiawan, etnomusikolog Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, memandang bahwa penampilan Farel Prayoga di Istana Merdeka menjadi potret bergeraknya episentrum musik di Indonesia.

Seiring perkembangan platform digital, musisi-musisi dari daerah di luar Jakarta lebih mudah menuangkan karyanya.

"Mungkin kita sebelumnya tidak pernah mengenal musisi asal Ngawi, Trenggalek, dan daerah-daerah lain. Hingga akhirnya kita mengenal Denny Caknan, Happy Asmara, Via Vallen, dan lain-lain. Ini menandakan Jakarta tak lagi jadi barometer (musik di Indonesia), ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis.

Dengan adanya platform digital, para musisi-musisi itu memiliki kesempatan yang sama untuk menggaet pendengar.

"Saat ini industri bisa merata," ungkapnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/19/150000378/dulu-pernah-mengamen-farel-prayoga-kini-tampil-di-panggung-hingga

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com