Salin Artikel

Dari Musisi Jalanan, Manggung di Istana, hingga Ditawari Beasiswa oleh Menteri, Ini Perjalanan Bocah Banyuwangi Farel Prayoga

Joko tak menyangka, dari yang mulanya bernyanyi di sepanjang jalanan, anaknya berkesempatan manggung di hadapan Presiden Jokowi dan sejumlah menteri di Istana Merdeka, pada Rabu (17/8/2022).

"Benar-benar tidak menyangka anak saya bisa sampai seperti ini," Joko tersenyum tipis saat ditemui di rumahnya di Dusun Sumberejo RT 02 RW 01 Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.

Farel Prayoga lahir di Banyuwangi, 8 Agustus 2010.

Bocah 12 tahun tersebut kini duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Kepundungan, Kecamatan Srono, Banyuwangi.

Joko menuturkan, Farel ikut sang ayah mengamen sejak duduk di bangku kelas 2 SD.

Sambil bernyanyi, kaki kecil Farel saat itu sudah berjalan menyusuri jalanan hingga masuk ke pasar-pasar di Banyuwangi.

Sang ayah, Joko bekerja sebagai pengamen dan pengepul buah pinang demi menghidupi istri dan empat anaknya. 

Dia pun sempat dicemooh tetangga lantaran dituding mengajak Farel mengamen.

Namun, menurutnya, Farel yang terus meminta untuk menemani sang ayah.

"Dia mau ikut terus, dia suka, ya enggak masalah yang penting enggak mengganggu sekolahnya," papar Joko.

Bakat menyanyi Farel memang terlihat sejak balita. Hal itu diketahui karena Farel sering spontan menirukan orang menyanyi jika mendengar suara musik.

Joko menjelaskan, Farel biasanya ikut mengamen pada pagi dan malam hari.

"Kalau pagi sekitar jam empat itu kami berangkat, pulang jam enam pagi. Farel sarapan langsung sekolah. Biasanya kalau enggak capek juga lanjut malamnya ngamen lagi bareng Farel," kenang Joko.

Lagu 'Ojo Dibandingke' yang ditembangkan oleh Farel mampu membuat Ibu Negara Iriana Jokowi hingga para menteri berjoget.

Presiden juga tampak tertawa saat Farel mengganti lirik lagu tersebut.

Menurut Joko, dia dan istrinya saat itu tidak bisa mendampingi Farel tampil lantaran minder.

"Kami hanya orang kampung biasa, kalau semisal ikut bersama enggak enak, kasihan si Farel. Apalagi ketemu para pejabat negara," ungkap dia.

Kedua orangtua Farel pun mau tak mau hanya menyaksikan Farel melalui layar dari kejauhan.

Karena tak memiliki TV mereka melihat penampilan Farel lewat YouTube.

"Kita lihat lewat YouTube, TV kami tersambar petir. Jadi enggak punya TV," kata dia.

Sang ibu, Siti Mujayanah (41) mengatakan, Farel hanya mengenakan seragam sekolah saat tampil di hadapan presiden.

Hal itu lantaran dia tak memiliki baju adat lain.

"Iya pakai baju seragan adat sekolah karena enggak punya baju adat lain, jadi tidak ada persiapan khusus," papar dia.

Kepala Sekolah SD Negeri 2 Kepundungan, Kecamatan Srono, Banyuwangi Ambarwati mengaku terharu saat melihat anak didiknya menyanyi dengan mengenakan seragam.

"Ya Allah, kami tidak menyangka ternyata pakai seragam sekolah. Kita para guru sampai nangis haru lihat Farel," kata Ambarwati.

Menurutnya, meski gemar menyanyi di sejumlah tempat, Farel tak pernah melupakan kewajibannya sebagai seorang pelajar.

Dia pun dikenal sebagai siswa yang suka membantu teman-temannya.

"Farel ini orangnya ramah, rendah hati, ceria dan anaknya suka membantu temannya apabila habis dapat job," kata Ambarwati.

Pengukuhan dilakukan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

“Piagam Penghargaan kepada Ananda Farel Prayoga sebagai Duta Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM bagi pelajar yang berprestasi di Bidang Seni dan Budaya tahun 2022,” ujar Yasonna acara Malam Syukuran Peringatan HUT ke-77 Kemenkumham, di Golden Ball Room The Sultan Hotel Jakarta, Kamis (18/8/2022).

Oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Farel mendapatkan tawaran untuk manggung di Sarinah Thamrin, Jakarta. Erick juga menawarkan beasiswa kepada Farel.

"Mau banget (beasiswa). Kalau sekolah tetap nomor satu," kata Farel menjawab tawaran sang menteri.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Banyuwangi, Rizki Alfian Restiawan | Editor : Priska Sari Pratiwi, Andi Hartik, Dheri Agriesta, Pythag Kurniati)

https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/19/111959078/dari-musisi-jalanan-manggung-di-istana-hingga-ditawari-beasiswa-oleh

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com