Salin Artikel

Detik-detik Rendy Terkubur Material Erupsi Semeru, Berniat Jemput Ayah di Tempat Kerja

Rendy merupakan putra pertama dari pasangan Muhammad Zuhri (46) dan Siti Maryam (45). Saat Gunung Semeru meletus, Rendy bukannya menyelamatkan diri.

Ia justru berniat menjemput ayahnya yang masih berada di tempat kerja. Di tengah perjalanan menjemput ayahnya itu, Rendy menjadi korban letusan Gunung Semeru.

Pada Sabtu (4/1/2021) pukul 15.00 WIB, Rendy sedang berada di rumahnya, Dusun Kebon Agung, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Saat itu, Rendy membantu ibunya mengangkat jemuran karena langit mulai gelap seperti mau hujan.

Tak ada yang menyangka, langit yang gelap itu bukan mendung karena hujan, tetapi Gunung Semeru memuntahkan material dengan dahsyat.

Sekitar pukul 15.30 WIB, kondisi semakin gelap seperti malam hari. Rendy teringat ayahnya yang saat itu masih bekerja di seberang sungai sebagai perajin gula jawa.

Karena motor yang dikendarai ayahnya tidak ada lampunya, ibunya pun meminta Rendy untuk menjemput ayahnya ke tempat kerja.

"Motornya bapaknya ini kan tidak ada lampunya, lah waktu itu udah gelap gak kelihatan apa-apa, akhirnya Rendy saya suruh jemput bapaknya," kata Maryam di rumahnya, Selasa (2/8/2022).

Rendy berangkat menjemput sang ayah menggunakan kaos hitam, celana jin biru, motor Honda Beat, dan helm merah. Tidak lupa, Rendy membawa senter untuk mencari ayahnya.

Atribut keamanan lengkap yang dikenakannya seakan menjadi pertanda akan terjadi sesuatu yang buruk. Mengingat, jarak rumahnya ke tempat ayahnya bekerja tidak sampai satu kilometer.

Saat Rendy ingin menjemput ayahnya, ternyata ia melewati jalan yang berbeda dengan yang dilewati ayahnya pulang.


Sehingga, Rendy tidak menjumpai sang ayah. Padahal ayahnya sudah sampai di rumah.

"Rendy ini berangkat, setelah itu bapaknya sampai di rumah, sepertinya salipan di jalan jadi gak ketemu," tambahnya.

Maryam yang panik seketika langsung berlari mencoba mencari Rendy ke sungai. Saat itu lava Semeru sudah semakin dekat dengan suhu yang sangat panas.

Karena tidak bisa lebih mendekat, Maryam hanya bisa berteriak memanggil Rendy sembari menangis histeris, sampai ada warga yang membawanya pergi menyelamatkan diri.

"Saya cari Rendy gak ketemu, waktu itu lava sudah dekat jadi gak bisa masuk ke sungai cuma bisa lihat dari jauh, kalau ingat itu saya gemetar langsung nangis," terangnya.

Nyawa Rendy pun akhirnya tidak bisa diselamatkan. Pilu keluarga Zuhri tidak selesai sampai di sana. Sebab, berbulan-bulan lamanya jasad putra pertamanya itu tidak kunjung ditemukan.

Sampai akhirnya, salah satu warga bernama Said menemukan potongan tulang manusia dengan ciri-ciri pakaian yang diyakini milik Rendy pada Senin (1/8/2022).

"Ternyata, sebelum ketemu tulang itu, helmnya Rendy sudah ketemu dulu tiga hari sebelumnya, tapi warga tidak mau memberitahu karena khawatir nanti kami jadi panik," ucap Maryam.

Kini, jasad Rendy sudah dimakamkan pihak keluarga di kompleks pemakaman umum di dekat rumahnya.

Pihak keluarga juga menggelar tahlilan hingga tujuh hari ke depan untuk mendoakan almarhum agar tenang di alam sana.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/03/071752978/detik-detik-rendy-terkubur-material-erupsi-semeru-berniat-jemput-ayah-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke