Salin Artikel

Meninggal Saat Kumandangkan Azan, Muazin di Kediri Sempat Alami Sakit di Dada dan Tolak Pelanggan Bengkel

Peristiwa terjadi saat korban melantunkan azan Isya di musala Al-Falah Dusun Muning pada Sabtu (30/7/2022) sekitar pukul 19.00 WIB.

Kepala Desa Selodono Suyono mengatakan, korban dalam kesehariannya merupakan pribadi yang baik dan termasuk berjiwa sosial yang tinggi.

"Orangnya supel. Dia punya bengkel dengan beberapa anak buah," ujar Suyono dikonfirmasi Kompas.com, Senin (1/8/2022).

Selama ini korban memang kerap menjadi muazin di musala Al-Falah yang berada sekitar 100 meter dari rumahnya tersebut.

Begitu juga pada hari kejadian, kata Suyono, saat itu korban dan warga lainnya baru saja menggelar kondangan selamatan memperingati masuknya bulan Suro atau tahun baru Hijriah.

"Waktu itu baru saja ada baritan suro di sana," ujar Suyono.

Selepas kegiatan itu, korban segera datang ke musala untuk menunaikan tugasnya sebagai muazin.

Namun rupanya itu merupakan azan terakhir yang dikumandangkan Sugiatno. Sebab, dia meninggal dunia ketika tengah melantunkan azan.



Sakit di dada

Menurut hasil pemeriksaan polisi, Sugiatno meninggal karena sakit jantung.

Suyono mengungkapkan, siang sebelum kejadian itu korban juga masih beraktivitas di bengkel seperti biasa.

Hanya saja korban sempat mengeluhkan sakit di dadanya dan disampaikannya kepada warga saat bertemu di warung kopi.

Kemudian, pada sore hari, korban tiba-tiba menolak seorang pelanggan yang hendak menyerviskan motornya.

"Sampean cari (bengkel) lainnya ya, maaf, kelihatannya aku engko wis gak nutut (tafsiran bebas: nanti sudah gak bisa)," ujar Suyono menirukan ucapan korban kepada pelanggannya itu.

Tak hanya itu, Suyono mengatakan, Sugiatno sempat berpamitan.

"Dia pamitan kepada orang-orang. Omongan sambil kayak ngelantur gitu," lanjut Suyono.

Kepala Polsek Ringinrejo Inspektur Satu Polisi (Iptu) Joko Suparno mengatakan, tidak ditemukan bekas kekerasan atau tanda penganiayaan dan kematian murni diduga serangan jantung.

Pihak keluarga menerimanya sebagai musibah dan membuat surat pernyataan menolak otopsi.

"Atas kejadian tersebut keluarga menerima dengan ikhlas atas musibah tersebut dan membuat surat pernyataan bersama untuk tidak dilakukan autopsi," ujar Iptu Suparno dalam keterangannya.

Jenazah korban sudah dimakamkan keluarganya di TPU desa malam itu juga.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/01/124454978/meninggal-saat-kumandangkan-azan-muazin-di-kediri-sempat-alami-sakit-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke