Salin Artikel

"Kalau Bisa Sapi yang Mati Akibat PMK Diganti, Kalau Tidak, Mungkin Ada Pinjaman Tanpa Bunga"

Peternak yang sapinya mati akibat wabah PMK tidak lagi memiliki modal untuk membeli sapi perah.

"Mereka kini tidak punya penghasilan karena satu-satunya asetnya yakni sapi perah yang dimiliki sudah mati akibat wabah PMK. Mau beli lagi sudah tidak punya modal," kata Manajer Koperasi Kelompok Tani Karya Amanah Gaung Andaka kepada Kompas.com, Kamis (28/7/2022).

Oleh karena itu, para peternak bersyukur jika pemerintah mengganti sapi perah yang mati akibat PMK.

"Kalau bisa sapi yang mati diganti, kalau tidak mungkin ada pinjaman tanpa bunga yang diberikan kepada peternak yang sapinya mati akibat wabah PMK," jelasnya.

Andaka mengatakan, siap menjadikan koperasi yang selama ini menaungi para peternak seabgai agunan jika pemerintah memberi pinjaman kepada peternak.

"Koperasi kami siap jadi agunan," jelas Andaka.

Koperasi Kelompok Tani Karya Amanah menaungi sekitar 300 peternak sapi perah di Kecamatan Lekok dan Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan.

Selama wabah PMK, hampir seluruh peternak sapinya terkena wabah PMK. Data per 25 Juni 2022, tercatat sebanyak 223 ekor sapi dijual paksa, 66 ekor sapi mati, dan 118 ekor sapi dipotong paksa.

"Sapinya dipotong paksa karena pemiliknya tidak tega melihat sapinya sakit," ujarnya.

Wabah PMK otomatis juga mengurangi produktivitas susu dari wilayah itu. Sebelum wabah, dalam sehari koperasi itu bisa mengumpulkan 13 ton susu murni untuk dijual ke PT Nestle Indonesia.

"Saat wabah PMK kami hanya bisa kumpulkan 2 ton per hari. Itu pun sulit," ucap Andaka.

Produktivitas yang menurun membuat omzet koperasi juga turun. Sebelum wabah PMK, omzet koperasi bisa mencapai Rp 2,7 miliar dalam sebulan. Kini, hanya bisa meraup Rp 600 juta per bulan.

"Bahkan tidak sampai menyentuh angka Rp 600 juta per bulan," kata Andaka.

Karena omzet yang terus turun, pegawai koperasi sampai rela tidak digaji.

"Kami sampai pernah memberi pilihan kepada pegawai, silahkan mengundurkan diri kalau ada pekerjaan yang lebih layak di luar," ucap Andaka.


Berdasarkan data Dinas Peternakan Provinsi Jatim, rata-rata produksi susu per hari turun drastis sejak wabah PMK. 

Pada Januari-April 2022, produksi susu di Jatim tercatat 1.669 ton per hari. Pada Mei-Juli 2022 atau saat wabah PMK melanda, produksi susu menjadi 894 ton per hari, turun sebanyak 18,76 persen.

Sementara populasi sapi perah juga tercatat menurun. Pada Maret 2022, Dinas Peternakan Provinsi Jatim mencatat populasi sapi perah di 35 kabupaten dan kota di Jatim sebanyak 316.525 ekor. Namun pada awal Juli 2022, jumlah populasi berkurang menjadi 290.326 ekor.

Secara umum, jumlah kasus PMK di 38 Kabupaten dan kota di Jatim per Kamis (27/7/2022), menjangkit 170.255 hewan ternak.

Hewan ternak sembuh sebanyak 72.653 ekor (42,67 persen), 94.438 ekor sakit (55,47 persen), 1.657 ekor (0,97 persen ) dipotong paksa, dan 1.507 ekor (0,89 persen) mati.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim Indyah Ariyani menyebut, pihaknya bersama pemerintah daerah telah menggencarkan vaksinasi kepada hewan ternak di Jatim.

Pada tahap pertama, ada 380.091 dosis vaksin yang sudah disuntikkan. Rinciannya, 267.250 dosis untuk sapi perah, 109.751 dosis untuk sapi potong, 2.290 dosis untuk ternak bibit, dan 800 dosis untuk hewan konservasi.

"Saat ini sudah ada lagi 600.000 dosis vaksin PMK lagi dari pemerintah pusat. Rencananya 363.400 dosis untuk vaksin ulang, dan 236.600 untuk perluasan vaksinasi pertama pada sapi potong," jelasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/07/28/184526678/kalau-bisa-sapi-yang-mati-akibat-pmk-diganti-kalau-tidak-mungkin-ada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke