Salin Artikel

Soal Madiun Fashion Week, Menteri Sandiaga: Kita Tidak Boleh Melarang, tetapi Diarahkan...

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu tidak melarang aksi para kawula muda yang menggelar fashion show di area publik.

Namun, kreativitas anak-anak muda menggelar pentas fesyen harus diarahkan ke ruang publik.

Sandiaga mencontohkan aksi anak muda Kota Madiun yang menggelar Madiun Fashion Week di zebra cross Jalan Pahlawan, Kota Madiun, pekan lalu. Pemerintah Kota Madiun akhirnya mengarahkan kegiatan itu digelar di Taman Sumber Wangi.

“Kita tidak boleh melarang (fashion show), tetapi diarahkan ke tempat ruang publik seperti disini (di Kota Madiun) juga. Sehingga nanti sangat menarik,” jelas Sandiaga di Madiun, Rabu.

Sandiaga melihat, geliat anak muda yang menggelar Madiun Fashion Week sebagai bentuk kreativitas yang harus dihargai.

Politisi Partai Gerindra ini berharap Wali Kota Madiun Maidi mengakomodasi dan menata dengan baik kegiatan anak-anak tersebut. Apalagi, Kota Madiun memiliki trotoar jalan yang lebar.

“Itu (Madiun Fashion Week) itu bentuk geliat dan kreativitas anak-anak Madiun. Saya titip Pak Wali ditata dengan baik. Apalagi kalau dilihat trotoar sudah dibuat begitu lebar,” jelas Sandiaga.

“Kalau kita lihat di kota-kota besar di Australia seperti Sidney, Moulbern. Itu ada street-street perfomence,” tutur Sandiaga.

Sandiaga mengusulkan Pemkota Madiun menggelar acara fesyen di kereta wisata kuliner yang menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Kota Pecel.

Ia optimistis pengunjung makin banyak berdatangan jika Madiun Fashion Show di kereta wisata kuliner di Jalan Bogowonto.


Senada dengan Sandiaga, Wali Kota Madiun Maidi mendukung kegiatan Madiun Fashion Week yang digelar anak-anak muda itu. Asal, kegiatan itu tak mengganggu ketertiban umum dan menimbulkan kemacetan.

"Silakan (gelar fashion show) namun jangan mengganggu. Karena kalau menyeberang jalan saat malam Minggu itu ramai kendaraan, ya jangan,” tutur Maidi.

Untuk itu, anak-anak muda yang ingin menggelar fashion show diberikan fasilitas di Taman Sumber Wangi. Sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas di Jalan Pahlawan.

Bahkan di area itu bisa tembus hingga Jalan Kalimantan, Kota Madiun.

Selain itu, Maidi meminta penyelenggara acara Madiun Fashion Show berkoordinasi terlebih dulu dengan Pemkot Madiun kegiatan berjalan lancar dan aman.

“Kalau sudah ada izin paling tidak petugas Satpol PP ikut mengawasi sehingga dapat mencegah hal yang tidak diinginkan,” jelas Maidi.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/07/27/205002978/soal-madiun-fashion-week-menteri-sandiaga-kita-tidak-boleh-melarang-tetapi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com