Salin Artikel

Polres Jombang Hentikan Kasus Polisi Bertamu ke Rumah Istri Anggota TNI hingga Larut Malam

JOMBANG, KOMPAS.com - Jajaran Kepolisian Resor Jombang, Jawa Timur, tidak menindaklanjuti kasus oknum polisi yang digerebek warga karena bertamu ke rumah perempuan bersuami hingga larut malam.

Polisi menyebut, suami perempuan itu tidak melaporkan kasus tersebut. Sehingga, kasus itu dihentikan di tahap penyelidikan dan diselesaikan secara kekeluargaan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ipda B yang bertugas di Polres Kota Mojokerto digerebek warga karena bertamu hingga larut malam di rumah perempuan di Kabupaten Jombang, Senin (26/7/2022) malam.

Rumah itu ditempati S, seorang perempuan yang telah memiliki suami. Saat polisi itu bertamu, S sedang sendiri di rumahnya. Sebab, D, suami perempuan itu sedang ada di Surabaya. D merupakan anggota TNI yang bertugas di Surabaya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jombang, AKP Giadi Nugraha mengungkapkan, pihaknya sebenarnya telah melakukan penyelidikan mengacu pada ketentuan dalam pasal 285 KUHP.

Mengacu pada ketentuan pasal itu, penanganan kasus tersebut tidak bisa dilanjutkan karena sang suami tidak mau membuat laporan.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan awal terhadap suami, yang bersangkutan tidak mau melaporkan kejadian tersebut ke ranah hukum,” ungkap Giadi, Selasa (26/7/2022) malam.

Sang suami, jelas Giadi, menyebut bahwa pertemuan antara istrinya dengan oknum anggota Polres Kota Mojokerto untuk membahas bisnis perumahan yang dijalankan istrinya.

Anggota TNI itu menganggap persoalan tersebut tidak perlu diteruskan ke tahap perkara hukum sehingga kasusnya cukup diselesaikan secara kekeluargaan.

“Yang bersangkutan merasa bahwa hal itu merupakan masalah keluarga, sehingga diselesaikan secara kekeluargaan antara suami, istri maupun saudara B yang merupakan anggota Polri,” kata Giadi.


Datang sejak petang

Sementara itu, oknum polisi berinisial B itu datang bertamu ke rumah S sekitar pukul 16.00 WIB. Hingga pukul 21.00 WIB, oknum polisi itu tak kunjung pulang hingga akhirnya digerebek warga setengah jam kemudian.

Namun, jelas Giadi, dugaan perbuatan asusila yang menjadi penyebab warga melakukan penggerebekan, sejauh ini belum bisa dibuktikan.

Hasil pemeriksaan, ungkap dia, pertemuan antara oknum polisi dengan wanita bersuami tersebut membahas persoalan bisnis perumahan di wilayah Jombang dan Mojokerto.

“Bahwa saudara B itu bertamu dari pukul 4 sore sampai dengan pukul 21.30 WIB. Namun keterangan dari saksi, yang bersangkutan sedang membahas atau menawarkan produk properti. Ini juga dibuktikan dari suami S yang mengatakan pekerjaan dari istrinya merupakan broker atau agen properti,” ujar Giadi.

Sepanjang Juli, oknum polisi yang bertugas di Mojokerto itu bertamu ke rumah S sebanyak dua kali untuk membahas bisnis perumahan.

Kunjungan pertama dilakukan pada awal Juli 2022. Kemudian, kunjungan yang kedua dilakukan pada Senin (25/7/2022) dan berujung pada penggerebekan oleh warga.

“Memang sering orang itu (B) ke rumah untuk melakukan peninjauan dan bahkan rumah tersebut dijadikan rumah contoh,” ungkap Giadi.

Dia menambahkan, sebelum digerebek, beberapa warga sempat datang untuk meminta klarifikasi dari pemilik rumah maupun tamu yang datang.

Namun, oknum polisi itu memilih kabur dan tidak mau melayani warga yang meminta klarifikasi. Warga kemudian menangkap ramai-ramai saat oknum polisi berniat kabur.

“Keterangan dari warga, yang bersangkutan sempat didatangi warga, keluar tapi kemudian saat mau diklarifikasi yang bersangkutan itu langsung pergi,” kata Giadi.

Dia menambahkan, penanganan kasus itu dihentikan di tahap penyelidikan. Alasannya, selain tidak ada yang melapor, kasus itu dianggap sebagai masalah keluarga.

“Perkara tersebut adalah delik aduan absolut. Karena pihak suami tidak mau melaporkan kejadian tersebut, kami menghentikan perkara tersebut dalam status penyelidikan,” ujar Giadi.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/07/27/161301578/polres-jombang-hentikan-kasus-polisi-bertamu-ke-rumah-istri-anggota-tni

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com