Salin Artikel

Admin Menghilang, Peserta Arisan Mengadu ke Polresta Malang Kota

MALANG, KOMPAS.com - Delapan wanita mendatangi markas Kepolisian Resor Kota (Polresta) Malang Kota untuk mengadukan persoalan arisan, Senin (25/7/2022). Arisan yang diikuti oleh para wanita itu macet dan adminnya menghilang.

Vita Alesia (26), salah satu dari korban mengatakan, rata-rata peserta arisan itu adalah penyanyi. Begitu juga dengan admin arisan itu.

Vita mengaku tertarik mengikuti arisan tersebut karena dijanjikan keuntungan yang besar.

"Awalnya sama-sama nyanyi di panggung jadi kenal, tapi korbannya macam-macam juga ada yang dari luar kota seperti Surabaya," kata Vita saat diwawancara di Polresta Malang Kota.

Awalnya, arisan ini berjalan lancar. Vita pun sempat mendapatkan keuntungan. Namun, terduga pelaku berinisial LVV alias Ayas tiba-tiba hilang kontak sejak 17 Juli 2022.

"Saya sudah pernah dapat (untung), satu dua tiga kali lancar, yang hilang ya Rp 7 juta sama Rp 4,5 juta," katanya.

Ia sudah pernah menanyakan kepada terduga pelaku tentang uang arisan yang belum cair. Saat itu, admin arisan mengaku tidak ada masalah dan diminta menunggu.

"Alasannya kata pelaku enggak apa-apa disuruh nunggu tapi menghilang begitu saja, jadi semua resah," katanya.

Menurutnya, korban arisan yang macet itu mencapai sekitar 90 orang. Jika dihitung, maka total kerugian keseluruhan akibat arisan macet itu mencapai Rp 2 miliar.

"Kalau yang kena sedikit agak tenang, tapi yang di atas Rp 50 juta sampai Rp 150 juta ada juga, kita di Polresta pengaduan saja," kata Vita.


Vita mengungkapkan dirinya bersama tujuh rekannya yang mengadu ke Polresta Malang Kota hanya membutuhkan solusi dari persoalan tersebut. Mereka juga siap untuk menyelesaikan permasalahan ini secara baik-baik.

"Kita cuma butuh titik terang sambil cari solusinya, kita ngomong baik-baik secara kekeluargaan sama mbak Ayasnya," katanya.

Nur Aisyah, korban lainnya, mengatakan, biasanya pembayaran paling telat oleh admin satu minggu.

Karena macet dan admin menghilang, Aisyah mengaku mengalami kerugian hingga Rp 48 juta dengan beberapa kali penyetoran.

"Setelah laporan polisi selanjutnya katanya tunggu satu minggu. Katanya tadi bentuk penipuannya masih lemah kalau melanggar hukum, tapi penipuannya bisa kena karena satu arisan dijual ke beberapa orang," katanya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polresta Malang Kota, AKP Bayu Febrianto Prayoga mengatakan, kehadiran delapan wanita itu terkait arisan yang macet. Mereka masih berkonsultasi.

"Masih konsultasi," kata Bayu melalui pesan WhatsApp, Senin (25/7/2022).

https://surabaya.kompas.com/read/2022/07/25/195010078/admin-menghilang-peserta-arisan-mengadu-ke-polresta-malang-kota

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com