Salin Artikel

Pengakuan Dosen Unisla yang Tabrak Karangan Bunga Mahasiswa Saat Unjuk Rasa: Mau Parkir, Tak Ada Jalan

Dosen Unisla Husen mengakui mobilnya saat itu menabrak karangan bunga bertuliskan 'Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun. Turut berdukacita atas matinya mimbar akademi di Unisla', dalam aksi unjuk rasa mahasiswa.

"Saat itu saya lewat, mau parkir mobil ke belakang kampus. Tapi saat itu tidak ada jalan (terhalang) karena ada traffic cone, ada mahasiswa (yang menggelar aksi). Jadi saya spontan saja (menabrak)," ujar Husen, saat memberi keterangan kepada awak media di Unisla, Selasa (19/7/2022).

Tak bermaksud mengganggu aksi

Husen tidak menutupi, dirinya memang sempat emosi pada saat itu.

Namun amarah Husen bukan terhadap mahasiswa yang menggelar aksi, tapi lebih pada akses jalan yang tertutup ketika dirinya hendak memarkir kendaraan.

Husen juga menegaskan, tidak ada maksud untuk mengganggu aksi unjuk rasa yang sedang digelar.

"Jadi sekali lagi, semata-mata saya mau masuk ke kampus, mau parkir ke belakang. Tidak ada unsur lainnya atau kejadian yang saya sengaja, dalam artian membubarkan demo. Saya tidak ada niatan sedikit pun mengganggu aksi, wong itu juga anak-anak kami (para mahasiswa)," kata Husen.

Bahkan, Husen mengaku, sudah menemui pihak rektorat dan telah menjelaskan mengenai kejadian tersebut.

"Barusan saya menghadap Pak Rektor, sudah saya sampaikan ke beliau tentang (kejadian) Hari Jumat itu. Bahwa, saya mau parkir di belakang dan tidak ada jalan, terhalang," ucap Husen.


Siap terima sanksi

Husen menyatakan, dirinya siap menerima apa pun yang bakal diputuskan oleh pihak kampus, terkait aksi yang dilakukan.

Termasuk, siap menerima bila nantinya pihak kampus memutuskan untuk memberikan sanksi atas tindakan yang dilakukan.

"Apa pun yang diputuskan, saya sebagai civitas Unisla akan menerima itu. Jika dalam perilaku saya bertentangan dengan kode etik dan aturan sebagai civitas, saya siap menerima apa pun itu," tutur Husen.

Penjelasan Rektor

Sementara Rektor Unisla Bambang Eko Muljono, saat dikonfirmasi terpisah, membenarkan bila Husen sudah menghadap dan telah menyampaikan apa yang terjadi.

Pihak Unisla akan melakukan telaah dan kajian perihal aksi yang dilakukan oleh oknum dosen tersebut.

"Sudah datang dan menceritakan kronologisnya, akan kita lakukan tindak lanjut dan akan kita dalami. Ada komite etik yang siap melakukan pendalaman terkait itu," kata Bambang.

Ketika ditanyakan mengenai kemungkinan sanksi apa yang bakal diberikan terhadap oknum dosen tersebut, Bambang menyatakan belum memiliki gambaran.

Sebab, Bambang akan menunggu hasil dari pendalaman yang dilakukan oleh komite etik Unisla.

"Kalau bicara sanksi, ada komite etik, bukan rektor. Jadi rektor menunggu rekomendasi komite etik. Tapi untuk sanksi itu ada beragam, bisa berupa teguran, bisa penundaan kenaikan pangkat di internal. Kalau pelanggaran berat, malah bisa sampai diberhentikan. Tapi untuk yang kejadian Jumat itu secara substansi, tidak sampai ke arah sana (pelanggaran berat)," tutur Bambang.

Dalam aksi unjuk rasa yang sempat digelar, para mahasiswa menuntut pihak rektorat untuk mencabut Surat Keputusan (SK) mengenai pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) kepengurusan 2021/2022.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/07/19/161322578/pengakuan-dosen-unisla-yang-tabrak-karangan-bunga-mahasiswa-saat-unjuk-rasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke