Salin Artikel

12 Bangunan Liar di Pinggir Jalur Pantura Lamongan Dibongkar Paksa

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Pemkab Lamongan M Fahrudin Ali Fikri mengatakan, pembongkaran itu telah disosialisasikan terlebih dulu.

Para penghuni, kata Fahrudin, tak kunjung pindah meski telah mendapatkan pemberitahuan sebanyak tiga kali.

"Sebelum dibongkar, warga sudah diberikan sosialisasi agar bangunan dibongkar dan mengosongkan lokasi. Sudah kita surati tiga kali, survei dan kita peringatkan," ujar Fahrudin, di Lamongan, Kamis (14/7/2022).

Fahrudin menambahkan, pemerintah telah memberikan alternatif lokasi jualan kepada para penghuni. Mereka mendapat tempat di sentra pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Andansari, Lamongan.

"Sudah kami imbau supaya mereka nantinya pindah dan menempati tempat yang telah disediakan, di sentra PKL Andansari," ucap Fahrudin.

Ratusan petugas terlibat dalam pembongkaran bangunan liar itu. Mereka terdiri dari Pemkab Lamongan, internal PT Kereta Api Indonesia (KAI), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN), TNI-Polri, tim kesehatan dan Satpol PP.

Sementara untuk memperlancar proses penggusuran, petugas di lapangan juga menggunakan alat berat berupa backhoe.

Termasuk, mempersiapkan truk untuk memindahkan material bahan bangunan. Proses pembongkaran berlangsung lancar dan aman.

Lokasi bangunan liar yang dibongkar itu akan ditanami pohon untuk mempercantik tata kota Kabupaten Lamongan. Apalagi, lokasi itu berada di pinggir jalan raya poros nasional Surabaya-Lamongan.

Salah satu penghuni bangunan liar, Jaelan mengaku, pembongkaran itu seperti merampas usaha yang telah dilakoni selama beberapa tahun terakhir.

Sentra PKL di Jalan Andasari, kata dia, dinilai kurang menarik dan sepi pengunjung.

"Kalau di sentra PKL itu sepi, kurang ada pengunjung. Kalau di sini kan ramai, banyak pekerja yang beli. Kita ini bekerja untuk mencari nafkah buat keluarga," kata Jaelan.

Jaelan mengaku sudah menerima tiga kali surat dari pihak terkait untuk membongkar bangunan.

Meski begitu, Jaelan dan penghuni lainnya berharap pemerintah bisa memberikan solusi lebih baik.

"Kita sadar jika salah, tapi tolong juga berikan solusi yang layak, agar kita bisa jualan seperti dulu (semula). Saya di sini sudah delapan tahun," tutur Jaelan.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/07/14/184734778/12-bangunan-liar-di-pinggir-jalur-pantura-lamongan-dibongkar-paksa

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com