Salin Artikel

Keberadaan Peserta Lari Asal Jakarta yang Hilang di Gunung Arjuno Terdeteksi

MALANG, KOMPAS.com - Keberadaan pelari lintas alam Mantra Summits Challenge 2022, Yurbianto Basri (46), yang hilang di kawasan Gunung Arjuno, Jawa Timur, telah terdeteksi, Selasa (5/7/2022).

Tim pencarian gabungan telah mendapatkan titik koordinat keberadaan pria asal Jakarta Utara itu melalui pesan yang dikirimkan korban kepada salah satu temannya bernama Mario.

Bahkan, selain mengirim titik koordinat, korban juga mengirim foto terbaru berkaitan dengan kondisinya saat ini.

Kepala Seksi Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Jawa Timur, Haris Supardi mengatakan, korban berkomunikasi dengan Mario pada Selasa (5/7/2022) siang dan mengirim titik koordinat 7°47'10.68"S 112°36'8.34"E.

"Mario kemudian komunikasi ke posko pendakian Gunung Arjuno, menunjukkan titik koordinat korban," ungkapnya saat ditemui di Pos Pendakian Gunung Arjuno, Selasa malam.

Berdasarkan komunikasi antara korban dan temannya itu, kondisi korban dipastikan dalam keadaan sehat meski lemas dan mengalami sejumlah luka di telapak tangannya.

"Kondisinya sehat meski agak lemas sekaligus tangannya mengalami luka gores. Hal ini terlihat pada foto yang dikirim korban," jelasnya.

Seiring ditemukannya lokasi keberadaan korban, Basarnas mengubah status pencarian menjadi proses evakuasi.

"Fokusnya pada titik koordinat yang dikirimkan Yurbianto," ujarnya.

Tim gabungan telah bergerak dari posko pendakian Gunung Arjuno via Lawang menuju titik koordinat sejak Selasa (5/7/2022) sore sekitar pukul 16.30 WIB.

"Tim gabungan yang kami kerahkan dalam pencarian ini kita bagi menjadi 6 SRU, sejak pagi tadi. Dua tim di antaranya fokus bergerak menuju lokasi koordinat tersebut," katanya.

"Kendalanya kontur tanah akibat hujan, sehingga membuat akses jalan menuju lokasi semakin sulit. Sebab, titik koordinat korban juga berada di luar trek. Sehingga bisa saja tim kami masih perlu buka akses jalan baru," ujarnya.

Haris memperkirakan, jarak tempuh untuk sampai ke koordinat korban dibutuhkan waktu selama 6 jam sekali jalan. Artinya pulang-pergi sekitar 12 jam.

"Semoga korban tidak bergeser dari titik koordinat sebelum bertemu tim kami. Sehingga bisa segera dievakuasi dengan selamat. Tapi kami sudah memberikan pengarahan agar menstabilkan korban, dengan perbekalan logistik," pungkas Haris.

Diketahui, Yurbianto Basri (46), warga Jakarta Utara dilaporkan hilang di Gunung Arjuno, Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Minggu (3/7/2022) malam.

Ia merupakan peserta lari lintas alam Mantra Summits Challenge 2022 yang digelar oleh Malang Trail Runners.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/07/05/213903178/keberadaan-peserta-lari-asal-jakarta-yang-hilang-di-gunung-arjuno

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com