Salin Artikel

Terungkap, Wanita yang Disebut Tewas Terjatuh dari Lantai 2 Ternyata Dibunuh Suami

Setelah melakukan penyelidikan, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Tulungagung, Jawa Timur, menetapkan suami korban sebagai tersangka dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Senin (27/6/2022).

“Setelah melalui proses penyelidikan, ditetapkan satu orang tersangka, dan pelakunya adalah suaminya sendiri,” terang Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto di Polres Tulungagung, Senin.

Pelaku dan korban tinggal di satu rumah di Desa Besole, Kecamatan Besole, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Kasus itu bermula ketika SU ditemukan tergeletak di tangga menuju lantai dua rumahnya. Saat kejadian, tersangka berdalih istrinya tewas terjatuh dari lantai dua.

“Tersangka keluar rumah memberi tahu tetangga, bahwa istrinya tewas jatuh dari lantai dua,” terang Handono.

Setelah mendapat laporan korban jatuh dari lantai dua, polisi mendatangi lokasi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

Namun, polisi menemukan kejanggalan terkait kematian korban. Jenazah pun dibawa ke Rumah Sakit dr Iskak Tulungagung untuk diotopsi.

“Setelah dilakukan olah TKP dan otopsi korban meninggal dunia tidak wajar dan ditemukan beberapa luka lebam di tubuh korban,” kata Handono.

Polisi juga meminta keterangan tetangga dan suami korban.

“Saat dilakukan pemeriksaan polisi, tersangka akhirnya mengakui perbuatannya,” ujar AKBP Handono.


Pelaku dan korban sempat bertengkar

Handono menjelaskan, tersangka dan korban sempat bertengkar sebelum insiden itu terjadi. Tersangka yang emosi mencekik leher korban hingga lemas.

“Korban dicekik lehernya hingga lemas, kemudian terjatuh di lantai dua,” kata Handono.

Melihat istrinya lemas dan kejang, tersangka ke luar rumah seolah mencari keberadaan korban. Kemudian, pelaku kembali masuk ke rumah dan kembali keluar untuk memberi tahu tetangga bahwa istrinya jatuh dari lantai dua.

“Pelaku panik setelah melihat istrinya lemas dan kejang, kemudian keluar menemui tetangga seolah mencari keberadaan istrinya,” terang AKBP Handono.

Pelaku mengaku tersinggung

Sementara itu, pelaku mengakui perbuatannya tersebut. WS sengaja mencekik istrinya karena tersinggung dengan ucapan korban.

Korban selalu membandingkan kesejahteraan ekonomi tetangga yang lebih mapan dengan kondisi keuangan mereka.

“Istri selalu mempermasalahkan ekonomi dan bandingkan tetangga yang memiliki mobil, meski tidak kerja di luar negeri,” kata WS.

Korban juga sempat mengancam akan mencari suami lagi. Selama ini, korban bekerja di luar negeri, sementara WS tak memiliki pekerjaan tetap.

“Selama ini hubungan rumah tangga kita pincang, saya kerja sedangkan kamu tidak,” terang WS menirukan perkataan korban waktu bertengkar.

Akibat perbuatannya, tersangka dijerat Undang-Undang tentang KDRT dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara. Tersangka kini mendekam di Polres Tulungagung.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/06/27/223049378/terungkap-wanita-yang-disebut-tewas-terjatuh-dari-lantai-2-ternyata-dibunuh

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com