Salin Artikel

Korupsi Upah THL PDAM Kota Madiun, Terdakwa Divonis 1,5 Tahun Penjara

Sandi yang saat kasus terjadi menjabat Kabag Transmisi dan Distribusi PDAM Kota Madiun ini dihukum satu tahun enam bulan (1,5 tahun) penjara dan membayar denda sebesar Rp 100 juta subsider dua bulan penjara.

Kasi Intel Kejaksaan Negeri Kota Madiun Heru Prasetyo mengatakan, vonis terhadap Sandi dibacakan Majelis Hakim PN Tipikor Surabaya pada Jumat pagi.

“Jadi majelis hakim memvonis terdakwa Sandi dengan pidana penjara satu tahun enam bulan dan denda sebesar Rp 100 juta subsidair dua bulan kurungan,” kata Heru saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat.

Tak hanya itu, majelis hakim yang dipimpin Tongani didampingi dua hakim anggota, Poster Sitorus dan Manambus Pasaribu, menjatuhkan vonis pidana uang pengganti kepada Sandy sebesar Rp 176.829.000. Jika tak sanggup membayar uang pengganti tersebut, terdakwa mengganti dengan hukuman badan selama empat bulan penjara.

Menurut Heru, dalam putusan majalis hakim, terdakwa Sandi terbukti melanggar Pasal 3 Undang-Undang Tipikor 2001.

Putusan itu lebih rendah dari tuntutan JPU yang menuntut Sandi dengan hukuman lima tahun penjara. Selain itu, JPU Kejari Kota Madiun menuntut Sandi membayar denda uang Rp 500 juta dan uang pengganti sebesar Rp 184.179.000.

Terhadap putusan itu, jaksa penuntut umum Kejari Kota Madiun dan terdakwa Sandi menyatakan pikir-pikir.

Jaksa dan terdakwa diberi kesempatan tujuh hari untuk menyatakan sikap menerima putusan atau mengambil upaya banding.

Tanggapan terdakwa

Terhadap putusan itu, Ketua Tim Penasehat Hukum Terdakwa Sandi Kunariyanto, R Indra Priangkasa meminta Jaksa Penuntut Umum Kejari Kota Madiun harus fair untuk menindaklanjuti keterlibatan pejabat lain dalam kasus dugaan korupsi PDAM Kota Madiun.

Terlebih setelah dilakukan penyidikan, ada pengembalian uang yang dilakukan sejumlah pejabat ke Kejaksaan Negeri Kota Madiun.

“Sebagian dana itu mengalir ke pejabat maka jaksa penuntut umum (JPU) harus menindaklanjutinya. Artinya kalau ada pengembalian penerimaan itu bukan berarti meniadakan pidananya," kata Indra.

Indra berharap JPU independen dan fair dalam menyikapi masalah ini. Ia tak ingin masalah ini hanya dibebankan kepada kliennya.

“Bila JPU Kejari Kota Madiun konsisten dengan penerapan Pasal 55 maka barang-barang bukti(uang yang sudah dikembalikan) akan diambil alih menjadi bukti dalam perkara dengan terdakwa yang lain. Bukan dikembalikan kepada PDAM. Kalau dikembalikan ke PDAM berarti dianggap sudah selesai. Dan ini bagian inkonsistensi penuntut umum,” kata Indra.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/06/24/161002578/korupsi-upah-thl-pdam-kota-madiun-terdakwa-divonis-15-tahun-penjara

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com