Salin Artikel

Resah akibat PMK, Peternak Sapi di Probolinggo Minta Segera Ada Vaksin

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Peternak sapi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, resah dengan adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Mereka berharap bisa segera mendapatkan vaksin.

Siama, seorang peternak sapi di Desa Tamansari, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, merasakan langsung dampak dari adanya virus ini.

Ia memiliki empat sapi dan semuanya terjangkit PMK. Siama pun mengaku telah melakukan penyuntikan terhadap sapinya dengan harapan sapinya bisa terhindar dari PMK.

"Tapi ternyata tetap saja terjangkit. Satu sapi saya mati akibat penyakit itu. Sementara sisanya tergeletak lemas di kandang," ujar Siama dengan wajah sedih saat menghadiri pertemuan dengan pihak Pemerintah Kabupaten dan Kepolisian Resor Probolinggo di Kantor Kecamatan Dringu, Rabu (22/6/2022).

Siama mengatakan, awalnya sapinya tidak bernafsu untuk makan. Akhirnya, ia mencoba menyembuhkan dengan memberi pengobatan dengan jamu dari kunyit dan air kelapa.

"Setelah itu sembuh. Jelang beberapa hari, malah kakinya yang terkena penyakit itu dan sekarang tidak bisa berdiri. Kalau makan itu ya saya bantu karena kalau tidak, sapinya tidak mau makan," cerita Siama.

Wanita paruh baya ini berharap ada obat atau vaksin yang bisa membantu penyembuhan sapinya. Selama ini, sapinya hanya diberi jamu dan suntik vitamin.

"Saya harap lekas ada penanganan dari pihak terkait. Selama ini, sapi saya sudah saya rawat dan mendatangkan mantri untuk ditangani," harapnya.

Siama mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 20 juta dari satu ekor sapinya yang mati.

Camat Dringu, Ulfiningtyas mengatakan, jumlah populasi sapi yang terancam wabah PMK di Kecamatan Dringu ada 6.166 ekor sapi.

"Laporan tiga hari yang lalu, sapi yang sakit ada 599 sapi. Yang sembuh dari jumlah itu ada 135 sapi dan yang mati tujuh ekor sapi," ujarnya.

"Kami paham betul apa yang dirasakan masyarakat saat ini. Setelah Covid-19 melanda, sekarang datang wabah PMK. Kabupaten Probolinggo sendiri menduduki peternakan terbesar nomor tiga di Jawa Timur. Tentunya ini juga memberikan dampak ekonomi ke masyarakat," tuturnya.

Ia pun menyarankan agar pemilik sapi menjaga kebersihan kandang dan merawat betul sapinya. Sebab, virus ini masih belum ada obatnya dan salah satu cara penanganannya adalah menjaga daya tahan tubuh sapi itu ketika terjangkit.

"Jangan ditinggal begitu saja saat terjangkit. Pisahkan yang sakit dan yang tidak. Bersihkan kandang sapi yang sehat lebih dahulu lalu, pindah ke yang sakit. Jangan lupa untuk membersihkan pakaian," katanya.

Pihaknya juga memberikan bantuan berupa konsentrat pakan sapi laktasi sebanyak 1 ton kepada masyarakat di sana.

"Saya harap, ini bisa mampu sedikit meringankan beban masyarakat. Kami tampung semua aspirasi yang disampaikan tadi dan akan diteruskan ke Plt Bupati Probolinggo, mengingat, Polres Probolinggo juga bagian dari Forkopimda," ujar Arsya.

Seorang dokter hewan, Iza, menyarankan agar masyarakat tidak membiarkan sapinya stres.

"Kita obati sebisa mungkin jangan sampai stres. Memang jamu bisa tapi kurang efektif kalau jamu saja. Jangan lupa terapkan saran dari Kapolres tadi," kata Iza.

Menurut Iza, pakan konsentrat mampu mengembalikan berat badan ternak. Ia menyarankan agar konsentrat itu diberikan setelah sapi sembuh.

"Konsentrat memberikan pengaruh yang baik, karena saat sakit itu sapi sulit makan sehingga kurus. Saat sakit jangan dikasih makan konsentrat dulu karena lambung sapi masih belum mampu untuk mengonsumsi itu," ujar Iza.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/06/22/130729678/resah-akibat-pmk-peternak-sapi-di-probolinggo-minta-segera-ada-vaksin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke