Salin Artikel

Cerita Atin, 3 Sapinya Mati Diduga karena PMK, Rugi Puluhan Juta Rupiah dan Berharap Ada Vaksin

Sebab, sejak merebaknya penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus ini, Atin merasakan langsung dampaknya.

Belum lama ini, tiga ekor sapinya mati, diduga karena PMK. Satu ekor adalah sapi indukan dan dua ekor anakan sapi.

"Semoga penanganannya bisa lebih cepat dan segera ada vaksin," ujar perempuan asal Desa Banaran, Kecamatan Kandangan, itu kepada Kompas.com, Jumat (10/6/2022).

Sapi-sapi yang awalnya sehat itu, kata dia, tiba-tiba terjangkit penyakit. Mereka tidak bisa berdiri dan tidak mau makan hingga akhirnya mati.

"Padahal, sudah saya kasih obat medis maupun herbal," ungkapnya.

Atin mengakui, beternak sapi memang bukan menjadi sumber utama mata pencariannya.

Sebab, dia masih punya usaha produksi tempe dan sawah untuk menopang ekonominya.

Namun, dampak kematian tiga ekor sapinya itu juga cukup terasa. Setidaknya dia telah merugi sebesar Rp 25 juta.


Oleh karena itu, dia kembali berharap agar segera ada pengobatan yang efektif untuk mengatasi PMK.

Sebab, Atin juga masih mempunyai lima ekor sapi di kandangnya yang merupakan tabungan masa depannya.

Apalagi kondisi akibat PMK itu tidak hanya Atin sendiri yang merasakannya, tetapi banyak juga para tetangganya yang turut menderita.

"Ada punya tetangga yang sampai saat ini sapinya masih ambruk (sakit)," tutur dia.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih mengatakan, penanggulangan PMK yang paling efektif memang menggunakan vaksin. Hanya saja, saat ini belum tersedia.

"Vaksin infonya kemarin minggu kedua Juni. kami sudah diminta menyiapkan vaksinator, tapi belum datang juga sampai sekarang," ujar Tutik Purwaningsih.

Tutik menambahkan, pembuatan vaksin memang membutuhkan waktu.

Sehingga, vaksinnya harus disesuaikan dengan jenis virusnya sebagaimana sampel yang diambil di daerah.

"(Vaksinnya) paling cepat kalau buatan dalam negeri dua sampai tiga bulan yang serotipenya sama," lanjutnya.

Saat ini yang bisa dilakukannya adalah dengan melakukan upaya pencegahan lainnya.

Beberapa langkah itu, kata Tutik, di antaranya dengan menerbitkan prosedur operasi standar lalu lintas tata niaga ternak.

"Jadi ternak-ternak yang mau dijual itu agar mempunyai surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) untuk mengetahui kondisi kesehatan. Petugas yang mengecek," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga mendorong para peternak untuk meningkatkan sanitasi kandang dan tidak mendatangkan sapi luar wilayah yang belum diketahui sejarah kesehatannya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/06/10/111048778/cerita-atin-3-sapinya-mati-diduga-karena-pmk-rugi-puluhan-juta-rupiah-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke