Salin Artikel

Gunung Semeru Masih Alami Beberapa Letusan

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur menyebutkan, pengamatan kegempaan pada Sabtu pukul 00.00-06.00 WIB tercatat lima kali letusan dengan amplitudo 10-15 milimeter dan lama gempa 55-65 detik.

"Kemudian lima kali gempa guguran dengan amplitudo 2-6 mm dan lama gempa 35-45 detik, serta empat kali gempa embusan dengan amplitudo 2-8 mm selama 35-70 detik," kata petugas PPGA Semeru, Liswanto dalam laporan tertulisnya kepada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, seperti dilansir ANTARA.

Gunung Semeru juga mengalami satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 26 milimeter.

Sedangkan pengamatan secara visual gunung api terlihat jelas, asap kawah tidak teramati, cuaca cerah dan angin lemah mengarah ke selatan.

Sementara aktivitas Gunung Semeru pada Jumat (27/5) periode 00.00-24.00 WIB tercatat 23 kali letusan dengan amplitudo 10-22 milimeter.

Kemudian 11 kali gempa guguran dengan amplitudo 105 milimeter, 27 kali gempa embusan dengan amplitudo 2-8 milimeter, satu kali gempa tektonik lokal, dan empat kali gempa tektonik jauh.

"Secara visual Gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut, kemudian teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 100 meter dari puncak," katanya.

Sementara Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Lumajang Joko Sambang mengatakan, ada beberapa rekomendasi yang harus dipatuhi masyarakat seiring dengan status Gunung Semeru yang masih Siaga atau Level 3.

"Masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi) dan di luar jarak tersebut," katanya.


Masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.

"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

Khususnya sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/28/141331878/gunung-semeru-masih-alami-beberapa-letusan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke