Salin Artikel

Sengketa Lahan SMK WYSN Lumajang, Ratusan Siswa Batal Ikut Ujian

Ratusan siswa pun harus menunggu di depan gerbang sekolah di Jalan Veteran, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Pantauan di lapangan, terdapat tumpukan pasir yang menghalangi gerbang sekolah. Selain itu, gerbang sekolah juga digembok oleh pemilik tanah.

Saat para siswa hendak membersihkan tumpukan pasir, pihak pemilik tanah langsung menghalangi. Adu mulut anatara siswa dan pemilik tanah pun tak terhindarkan.

Salah satu siswa kelas 2 SMK WYSN, Anisa mengatakan, ia dan teman-temannya melakukan protes karena harus menjalani ujian akhir.

"Ini lo kita mau ujian, ujiannya pakai barcode harus masuk di sana, nanti kalau kami gak lulus bagaimana," kata Anisa di depan sekolah, Jumat (27/5/2022).

Para siswa akhirnya diizinkan masuk ke sekolah sekitar pukul 10.00 WIB setelah jajaran Polres Lumajang mendatangi lokasi dan melakukan mediasi dengan kedua pihak.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, SMK WYSN sebelumnya menyewa lahan kepada warga berinisial TBD, selama 20 tahun.

Pada 2019, pihak sekolah digugat oleh sang pemilik tanah karena dianggap melakukan wanprestasi atau melanggar perjanjian sewa kontrak.

Proses peradilan perdata di Pengadilan Negeri Lumajang pun digelar. Hasilnya pihak sekolah dinyatakan kalah.

Pihak sekolah juga sempat melakukan banding ke Mahkamah Agung (MA). Namun hasilnya tetap tidak berpihak kepada sekolah. Pihak sekolah harus rela mengembalikan lahan yang disewa beserta bangunan yang berdiri di sana.

Kepala SMK WYSN Lumajang Sri Diana mengatakan, aksi blokade itu membuat 300 siswa gagal mengikuti ujian.


Sebab, ujian sekolah menggunakan sistem online yang sudah diatur jamnya. Sehingga ketika siswa tidak log in di waktu yang ditentukan maka, ujiannya dinyatakan batal.

"Siswa tidak bisa ujian, karena ini online pakai barcode, jadi ada dua mata pelajaran tadi yang tidak bisa diikuti siswa gara-gara ini," kata Diana.

Diana menegaskan, keterlibatan siswanya dalam ketegangan yang terjadi pagi tadi bukan atas arahan sekolah.

Menurutnya, pihak sekolah telah profesional dan tidak ingin melibatkan siswa dalam konflik sekolah.

"Kita tidak melibatkan siswa, tapi karena memang jadwalnya siswa ujian jadi tadi pagi mereka di sana, kita profesional," tegasnya.

Lebih lanjut, Diana berharap agar pemilik lahan mematuhi perjanjian yang telah disepakati.

Sebelumnya kedua belah pihak sepakat untuk memberikan relaksasi proses pengosongan gedung sampai 27 Juni 2022.

"Harapannya ikuti saja prosedurnya, supaya siswa ini tidak terganggu, mereka ke sini hanya ingin belajar," jelasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/27/183757978/sengketa-lahan-smk-wysn-lumajang-ratusan-siswa-batal-ikut-ujian

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com