Salin Artikel

Sempat Tertunda karena Pandemi, 586 Calon Jemaah Haji Asal Malang dan Kota Batu Berangkat Tahun Ini

Rinciannya, CJH asal Kota Malang mendapatkan kuota 508 orang dan Kota Batu sebanyak 78 orang.

Kasie Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Amsiyono Qowiyyu Aziz mengatakan, CJH yang seharusnya berangkat haji pada tahun 2020 adalah sebanyak 963 orang.

Namun dengan pembatasan kuota dari Pemerintah Arab Saudi maka dilakukan penyesuaian dan menyusut menjadi 508 orang.

Jumlah tersebut sewaktu-waktu bisa berubah kembali, antara dilakukan pengurangan atau bertambah.

"Sebanyak 140 CJH tidak bisa berangkat karena syarat usia tidak memenuhi, mereka sudah di atas 65 tahun," kata Aziz pada Selasa (17/5/2022).

Sedangkan sebanyak 315 CJH asal Kota Malang masih menunggu kepastian apakah bisa berangkat atau tidak di tahun 2022 ini.

Meski begitu, hingga saat ini para CJH belum ada yang mengundurkan diri atau membatalkan keberangkatannya.

"Kepastiannya menunggu pemberitahuan lebih lanjut, saya minta kepada calon jemaah untuk tetap tenang," katanya.

Dalam persiapannya, Kantor Kementerian Agama Kota Malang juga tetap mengimbau kepada para CJH yang akan maupun masih menunggu kepastian berangkat tetap menjaga kesehatan.

78 calon jemaah haji

Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kota Batu, Rohmatulloh mengatakan untuk tahun ini dipastikan terdapat 78 CJH yang berangkat ke tanah suci.

Para CJH yang dipastikan berangkat merupakan warga asli dengan KTP Batu dan telah memenuhi syarat usia di bawah 65 tahun serta telah melunasi biaya haji keseluruhan.

Selain itu, mereka juga telah melengkapi syarat lainnya seperti melakukan vaksinasi Covid-19 dosis satu dan dua serta vaksinasi meningitis.

"Untuk kloter Batu kepastian kapan waktu berangkatnya masih menunggu pemberitahuan lebih lanjut," kata Rohmat.

Kemudian, sebanyak 34 CJH masuk dalam daftar cadangan untuk keberangkatan.

"Cadangan itu kalau nanti dari kuota 78 CJH untuk Kota Batu ada yang tidak bisa berangkat maka digantikan CJH lainnya," katanya.

Rohmat mengatakan, sebenarnya total ada 169 CJH yang seharusnya dijadwalkan berangkat ke tanah suci pada tahun 2020.

Namun terdapat satu CJH meninggal dunia sehingga berkurang menjadi 168 CJH.

"Mereka CJH yang mendaftar di tahun 2011 dan ada sekitar 15 persen usianya tidak memenuhi syarat diatas 65 tahun, yang memenuhi syarat masuk di kuota 78 CJH dan cadangan tadi," katanya.

Bagi para CJH yang belum bisa berangkat pada tahun 2022 ini, kata dia, kemungkinan akan dijadwalkan pada tahun 2023 sembari menunggu kebijakan lebih lanjut dari Pemerintah Arab Saudi.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/20/155909778/sempat-tertunda-karena-pandemi-586-calon-jemaah-haji-asal-malang-dan-kota

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com