Salin Artikel

Pasar Hewan di Kota Batu Hanya Jualan Kambing, Ini Penyebabnya

Padahal, ditutupnya pasar sampai waktu yang belum ditentukan, sudah tertuang pada Surat Edaran Wali Kota Batu Nomor 524.3/1136/422.114/2022 tentang Kewaspadaan Dini Penyakit Mulut dan Kuku.

Pantauan Kompas.com pada Rabu (18/5/2022) sekitar pukul 09.00 WIB, hanya terdapat pedagang yang menjual hewan ternak jenis kambing saja di pasar tersebut.

Salah satu pedagang kambing, Sugeng (35) mengatakan untuk pedagang sapi tidak berjualan sejak Minggu (15/5/2022).

Menurutnya, para pedagang sapi khawatir kalau hewan ternaknya tidak laku dijual karena merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Ini pedagang kambing sama domba semua yang jualan, yang pedagang sapi tidak berjualan karena mereka mengeluh soal sepinya pembeli karena ada penyakit PMK itu," kata Sugeng saat diwawancarai di Pasar Hewan, Kota Batu pada Rabu (18/5/2022).

Menurutnya, adanya PMK juga berdampak terhadap penjualan kambing dan domba.

Sugeng mengungkapkan biasanya harga seekor kambing dengan ukuran yang bagus bisa dijual sekitar Rp 3.000.000 dan saat ini turun Rp 2.700.000.

"Dampaknya sapi, jualan kambing agak sulit sama sepi, harga menurun, terus yang cari menurun, harga Rp 3.000.000 sekarang Rp 2.700.000, itu jenis gibas," katanya.


Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko mengatakan, pihaknya tidak pernah membatasi adanya penjualan hewan ternak di Pasar Patok.

Menurutnya tidak ada pedagang sapi yang berjualan karena kesadaran para pedagang itu sendiri yang berhati-hati.

"Jadi kita tidak membatasi penjualan sapi atau bagaimana tetapi memang situasi dan kondisinya para pedagang peternak juga mereka hati-hati, mereka sudah sangat tahu dan banyak rekan-rekannya yang sapinya mengalami kematian karena PMK," kata Dewanti saat diwawancarai di Kantor Koramil 0818/ 02 Batu, Jawa Timur pada Rabu (18/5/2022).

Dikatakannya untuk sapi yang terjangkit PMK masih ada dan diisolasi di kandang.

Namun dia belum mengetahui untuk jumlah sapi yang terkena PMK saat ini.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, pada Jumat (13/5/2022) terdapat 60 sapi dan 13 sapi yang terjangkit PMK.

Hewan ternak tersebut berada di Desa Junrejo dan Desa Sumbergondo.

"Ada yang masih sakit tapi masih terus kita isolasi, supaya tidak menular ke lainnya, Alhamdulillah tambahan kematian tidak ada, yang meninggal awal dua saja itu habis itu enggak ada," katanya.

Dewanti juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyatukan sapi dan kambing dari luar daerah di kandang. Menurutnya PMK sudah seperti wabah Covid-19 karena membahayakan bagi hewan ternak.

"Tolong sampaikan ke tetangga jangan terima hewan luar ke kandangnya, karena penyakit ini seperti wabah Covid-19 bisa mematikan," katanya.

Syarat pedagang tetap boleh berjualan hewan ternak asalkan sudah diperiksa oleh DPKP Kota Batu. Pihaknya juga bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk membantu pemeriksaan hewan ternak.

"Nanti ketika mendekati Idul Adha atau kurban, fisik dari sapi atau kambing dari luar daerah harus dilihat, diskrining, ini sehat atau enggak, kalau enggak enggak boleh masuk Batu," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/18/152131078/pasar-hewan-di-kota-batu-hanya-jualan-kambing-ini-penyebabnya

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke