Salin Artikel

Puluhan Warga di Jombang Keracunan, Polisi Ambil Sampel 2 Butir Telur

Sebagian terpaksa dilarikan ke rumah sakit maupun Puskesmas untuk menjalani perawatan.

Keluhan gejala mual, muntah, pusing, serta diare maupun demam, dirasakan oleh lebih dari 30 orang.

Gejala itu dirasakan beberapa warga sejak Kamis (13/5/2022) pagi dan jumlahnya terus bertambah hingga Jumat (14/5/2022) malam.

Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Kesamben AKP Achmad mengatakan, pihaknya telah menerjunkan tim ke lokasi kejadian.

Petugas mengambil sampel 2 butir telur sisa dan makanan yang dimuntahkan korban.

Dia mengungkapkan, dua butir telur diperoleh dari bagian nasi kotak yang tidak dikonsumsi oleh warga.

Sedangkan muntahan makanan, diperoleh dari warga yang sedang menjalani perawatan di Puskesmas Kesamben.

Sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan, jelas Achmad, dibawa ke laboratorium milik Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang.

Dia berharap, hasil uji laboratorium bisa memastikan penyebab puluhan warga mengalami keracunan.

“Tadi malam kami amankan dua butir telur dan sisa makanan yang dimuntahkan warga. Kita tunggu hasil uji di laboratorium,” kata Achmad, Sabtu (14/5/2022).


Dia menuturkan, sebelum mengeluhkan gejala keracunan, sekitar 40 warga mengikuti acara hajatan yasinan di rumah Eka Puji Astutik (47), di Dusun Garu, Desa Podoroto, Rabu (11/5/2022) malam.

Warga yang hadir memperoleh hidangan berupa nasi kotak. Di dalamnya terdapat telur, mi, serta tahu goreng.

Mayoritas warga yang mengonsumsi makanan itu mengeluhkan gejala yang sama, yakni mual, muntah, pusing, serta diare maupun demam.

Namun, kata Achmad, tidak semua korban keracunan dilarikan ke rumah sakit atau Puskesmas. Mereka yang mengalami gejala ringan, memilih untuk merawat diri di rumah.

Kepala Dusun Garu, Desa Podoroto, Mustain mengungkapkan, sebagian besar warga yang mengalami keracunan kondisinya semakin membaik.

Hingga Sabtu (14/5/2022) pagi, sebut dia, terdapat 11 orang menjalani perawatan di Puskesmas dan rumah sakit. Sebanyak 9 orang diantaranya, menjalani perawatan di Puskesmas Kesamben.

“(Korban keracunan) sekitar 50 orang, sekitar 40 orang dirawat di rumah dan kondisinya sudah mulai pulih. Yang masih opname ada 11 orang,” kata Mustain.

Sebelumnya diberitakan, puluhan warga Dusun Garu, Desa Podoroto, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mengeluhkan gejala mual, muntah, pusing, serta diare maupun demam.

Gejala itu mulai dirasakan sejumlah warga sejak Kamis (12/5/2022) pagi dan jumlahnya terus bertambah hingga Jumat (13/5/2022) malam.

Mereka diduga keracunan setelah mengonsumsi makanan hidangan yang diperoleh setelah menghadiri acara yasinan di rumah tetangganya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/14/125422578/puluhan-warga-di-jombang-keracunan-polisi-ambil-sampel-2-butir-telur

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com