Salin Artikel

Terpengaruh Wabah PMK, Harga Sapi di Tingkat Peternak di Banyuwangi Melonjak

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Harga sapi di tingkat peternak di Banyuwangi, Jawa Timur, melonjak. Hal ini dipengaruhi oleh wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang di daerah lain dan momen menjelang Idul Adha 1443 Hijriah atau 2022 Masehi.

Wabah PMK pada sapi yang menyerang sejumlah daerah di Jawa Timur membuat stok sapi di Banyuwangi berkurang karena tidak menerima kedatangan sapi dari luar daerah. Sedangkan, momen Idul Adha membuat permintaan sapi meningkat. 

Peternak sapi semi-modern asal Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Usman Alfandi mengatakan, kenaikan harga sapi jelang Idul Adha telah rutin terjadi. Namun, kenaikan harga kali ini jauh lebih tinggi.

Menurutnya, kenaikan harga sapi jelang Idul Adha biasanya hanya sekitar Rp 500.000 hingga Rp 1,5 juta.

Namun kini, jenis sapi jawa atau manggongan usia minimal 2 tahun untuk hewan kurban, harganya naik Rp 2 juta lebih dibanding dengan harga pasaran umumnya.

Sapi jawa itu biasanya berharga Rp 18 juta sampai Rp 19 juta per ekor di tingkat peternak. Sekarang harganya di atas Rp 20 juta per ekor.

"Faktor yang mempengaruhi harga banyak. Sekarang kita tidak ambil dari luar daerah untuk mencegah penularan PMK, jadi stok di Banyuwangi terbatas, harganya naik," kata Usman saat dihubungi, Kamis (12/5/2022).

Keterbatasan stok di dalam daerah menjadi penyebab kenaikan harga di tengah permintaan yang meningkat jelang Idul Adha.

Usman yang biasanya menjual puluhan ekor jelang Idul Adha, tahun ini diperkirakan hanya mampu menyediakan sekitar 20 ekor. Itu pun sudah ditambahkan dari sapi milik peternak mitra yang dia dampingi dalam menerapkan praktik peternakan semi-modern.


Peternakan sapi semi-modern dilakukan dengan memberikan pakan sentrat selain hijauan, menjaga kebersihan kandang, dan rutin menambah asupan vitamin serta obat cacing pada sapi.

"Kita punya stok sekitar 20 ekor lebih, dipersiapkan untuk pelanggan, untuk Idul Adha," kata Usman lagi.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi drh. Nanang Sugiarto mengatakan, sampai hari ini belum ada laporan ditemukannya penularan PMK di Banyuwangi.

Diakuinya, harga sapi di tingkat peternak Banyuwangi meningkat, namun di kabupaten lain yang telah terjangkit PMK harganya turun drastis.

Pihaknya pun menerjunkan tim khusus untuk sosialisasi, pemeriksaan, dan pencegahan pada pasar hewan dan kelompok peternak untuk mengantisipasi penularan penyakit hewan yang disebabkan Foot and Mouth Disease Virus (FMDV) itu.

“Kita lakukan pemeriksaan. Jika ada ternak yang sakit, akan diberikan vitamin dan mineral untuk meningkatkan status kesehatannya,” ujar Nanang melalui telepon, Kamis.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/12/173110078/terpengaruh-wabah-pmk-harga-sapi-di-tingkat-peternak-di-banyuwangi-melonjak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke