Salin Artikel

Bocah TK Tertabrak Sepeda Motor di Area City Walk Makam Bung Karno Blitar

Meski tidak mengalami luka serius, bocah tersebut syok dan harus digendong orang tuanya untuk kembali ke bus yang mengantarkan rombongan peziarah dari Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri itu.

Ketua Paguyuban Becak Makam Bung Karno, Beni Soegito mengonfirmasi kecelakaan tersebut dan pihaknya sedang melakukan penelusuran.

"Kejadiannya baru saja, sekitar pukul 4 sore tadi. Saya baru dilapori teman yang ada di lokasi dan merekam videonya," kata Beni saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu.

Kata Beni, bocah tersebut merupakan anggota rombongan yang terdiri dari siswa TK beserta guru dan orang tua mereka yang berasal dari Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.

Beni sedang menelusuri informasi detail tentang identitas korban dan pelaku penabrak serta kronologi kecelakaan.

"Terutama kami ingin tahu apakah korban tadi penumpang becak apa bukan. Tapi sepertinya bukan, jadi rombongan tadi memang dari area parkir ke makam jalan kaki," ujarnya.

Bagi Paguyuban Becak, kata Beni, penting mengetahui apakah bocah tersebut penumpang becak atau bukan.

Jika dia penumpang becak, lanjutnya, maka pihak Paguyuban akan ikut bertanggung jawab.

"Kalau penumpang becak, kami akan ikut bertanggung jawab. Kalau penabraknya tidak mau tanggung jawab ya kami yang akan memberikan sekadar biaya untuk urut atau berobat," ujarnya.

Berdasarkan informasi sementara yang berhasil dia himpun, kecelakaan itu terjadi saat bocah tersebut bersama teman-teman dan orang tuanya baru beberapa meter keluar dari gerbang Makam Bung Karno dan berjalan kaki di area city walk.

Saat sang bocah yang tidak diketahui identitasnya itu berlarian bersama teman-temannya, sepeda motor Honda Beat yang dikemudikan oleh seorang perempuan muda menabrak bocah tersebut.

Kata Beni, perempuan pengemudi Honda Beat tersebut merupakan warga Jatimalang yang tidak jauh dari area Makam Bung Karno.

"Terus terang bagi kami penarik becak, kebijakan wali kota membuka area city walk untuk sepeda motor ini merisaukan. Kami was-was dengan keselamatan pengunjung makam," kata Beni.

Menurutnya, sebaiknya area city walk dikembalikan ke keadaan semula yang steril dari kendaraan bermotor.

Beni beranggapan lalu lalang kendaraan bermotor di area city walk bukan hanya membahayakan peziarah tapi juga mengganggu kekhusyukan mereka saat berdoa di pusara Makam Bung Karno.

"Kecuali setelah jam makam ditutup untuk peziarah, silakan dibuka area city walk," tambahnya.

Pada akhir April lalu, Wali Kota Blitar Santoso mengumumkan dibukanya area city walk untuk sepeda motor kecuali pada hari Sabtu dan Minggu.

Santoso beralasan pembukaan city walk bagi sepeda motor dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan pedagang suvenir yang ada di area city walk. 

https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/11/181601578/bocah-tk-tertabrak-sepeda-motor-di-area-city-walk-makam-bung-karno-blitar

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com