Pria asal perumahan Puri Kartika Asari, Kelurahan Arjowinangun, Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur itu akan menjalani tindakan operasi kedua di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) pada pekan depan.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu dokter spesialis bedah ortopedi yang menangani Dwi, yaitu dr Agung Riyanto Budi Santoso.
"Mulai hari Senin (9/5/2022) pasien sudah kembali ke ruang reguler, sampai saat ini kondisinya stabil, tekanan darah 130 per 80, masih normal," kata Agung saat diwawancarai di RSSA, pada Rabu (11/5/2022).
Agung mengatakan, Dwi telah menjalani operasi tindakan pertama pada kaki bagian engkel sebelah kiri dengan metode eksternalisasi.
Operasi dilakukan pada hari yang sama usai kejadian yakni Sabtu (7/5/2022) setelah Dwi terjatuh dari lift dengan membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam.
"Dengan dipasang kawat-kawat (di dekat tulang) dan skrup yang terpasang di luar atau kami menyebutnya eksternalisasi, kita kembalikan posisinya, kita cuci supaya tidak infeksi," katanya.
Setelah menjalani operasi, Dwi dibawa ke ruang ICU (Intensive Care Unit) untuk diobservasi gejala-gejala penyakit komplikasi yang diderita pada tubuh pasien.
Hasilnya ditemukan adanya indikasi diabetes dan penurunan fungsi ginjal.
"Sehingga penanganan yang kami lakukan secara holistik, tidak bisa yang patah tulang kakinya saja maka kakinya doang. Kalau ditemukan adanya indikasi hal lain, maka sekalian kami tangani," katanya.
Namun sejak Senin lalu, Dwi sudah dipindahkan ke ruang perawatan.
Saat tahap evaluasi kaki, Agung menuturkan, pemeriksaan dilakukan menggunakan alat x-ray dan bukan CT Scan. Sebab, saat CT Scan, tubuh Dwi tak muat masuk ke alat tersebut.
"Itu dilakukan supaya tahu patahnya menjadi berapa bagian, jadi kami arahkan dari depan, samping, miring kanan dan kiri. Evaluasi patah tulangnya detail karena patah tulangnya tepat di sendi, harapannya setelah dioperasi sendi kembali berfungsi kembali," katanya.
Perlu diketahui, total ada lima tulang di bagian tubuh Dwi yang mengalami patah yakni lutut kanan bagian tibia, kemudian bagian fibula.
Selanjutnya patah pada engkel kaki kiri bagian kuboid. Kemudian engkel pada kaki kanan dengan patah tulang tidak terbuka di bagian malleoulus medial.
"Terakhir bagian kirinya terjadi lepas sendi di pertengahan telapak kaki, untuk lutut kiri aman," katanya.
Rencananya tindakan operasi kedua ditargetkan akan dilaksanakan pada pekan depan. Diperkirakan membutuhkan waktu sekitar lima jam dengan kondisi tubuh pasien dilakukan pembiusan.
RSSA juga akan menyiapkan meja operasi khusus untuk Dwi.
"Ukuran meja operasi normalnya lebar 70 sampai 80 centimeter, tetapi ukuran itu setengahnya dari lebar pasien maka kemungkinan ada dua meja operasi yang digabung atau disatukan, harapannya bisa mengakomodir tubuh pasien," katanya.
Selain itu akan ada sekitar lima dokter spesialis yang menangani selama operasi berlangsung yakni dokter spesialis ginjal, dokter spesialis ortopedi, dokter spesialis gizi, dokter spesialis penyakit dalam dan dokter anestesi.
https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/11/155910078/pria-berbobot-275-kg-jatuh-dari-lift-rumah-dioperasi-pekan-depan-rs-siapkan