Salin Artikel

Antisipasi Wabah PMK dari 4 Kabupaten di Jatim, Ini yang Dilakukan Rumah Potong Hewan di Surabaya

Dalam melakukan pencegahan wabah PMK, PD RPH mengambil langkah preventif dengan melakukan pengecekan dokumen surat dan kesehatan hewan ternak yang datang ke Surabaya.

Direktur PD RPH Kota Surabaya Fajar A. Isnugroho mengatakan, pihaknya segera mengambil tindakan dan pengawasan pada setiap hewan ternak yang masuk di lingkungan RPH.

Tindakan tersebut, di antaranya melakukan pengecekan dokumen Surat Keterangan Sehat Hewan (SKKH) asli dari daera asal.

Hal itu dilakukan untuk memastikan hewan ternak yang masuk bukan berasal dari 4 wilayah yang terjangkit wabah PMK.

"Dengan SKKH asli, RPH hanya ingin memastikan hewan ternak sapi yang masuk aman, dan bukan berasal dari 4 wilayah itu," kata Fajar di Surabaya, Senin (9/5/2022).

Selain pengecekan dokumen SKKH hewan ternak, Fajar menjelaskan, PD RPH juga melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh kandang hewan ternak dan mobil pengangkut hewan yang masuk.

Penyemprotan disinfektan itu merupakan langkah jitu RPH dalam melakukan pencegahan dan meningkatkan biosafety dan biosecurity di lingkungan RPH Surabaya.

"Kami berusaha jangan sampai ada sapi yang akan dipotong di RPH terjangkit virus penyakit menular PMK," ujar Fajar.


Fajar menyampaikan, RPH Pegirian Surabaya juga sudah melakukan pengujian sampel PMK ke laboratorium Pusat Veteriner Farma (Pusvetma), di Jalan Ahmad Yani No. 68-70 pada tanggal 27-28 Januari 2022 lalu.

Dalam pengujian tersebut, RPH Pegirian Surabaya mengambil 61 sampel serum yang terdiri dari 11 ekor sapi dan 50 ekor babi.

Setelah serum tersebut dilakukan pengujian di laboratorium Pusvetma dan hasil seluruhnya dinyatakan negatif, per tanggal 11 April 2022 sampel PMK itu dikirim oleh Pusvetma kepada Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim dengan tembusan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Kepala Balai Besar Veteriner Wates.

"Selain itu, juga disampaikan ke kami dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya," tutur dia.

Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya juga melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah masuknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak ke Kota Pahlawan.

Hal ini sebagai bentuk respons cepat, setelah ditemukannya kasus PMK yang menyerang ribuan hewan ternak di empat kabupaten di Jawa Timur.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menyatakan, pihaknya telah melakukan pengetatan pengawasan dan monitoring di lapangan untuk mencegah masuknya virus PMK.

Sebab, virus ini telah ditemukan di empat daerah di sekitar Surabaya.

"Langkah-langkah yang kita lakukan yakni, melakukan pengawasan di Rumah Potong Hewan (RPH) dengan para Jagal. Ini untuk memastikan bahwa (hewan ternak) yang masuk ke RPH itu memiliki surat keterangan sehat dari daerah asal," kata Antiek saat dihubungi, Senin (9/5/2022).

Selain di RPH, kata Antiek, pengawasan juga dilakukan DKPP Surabaya pada daerah keberangkatan. Termasuk pula melakukan monitoring kepada setiap hewan ternak yang ada di Surabaya.

Setidaknya, ada sekitar 600 peternak sapi daging dan sapi perah di Kota Pahlawan. Sedangkan peternak kambing dan domba ada sekitar 996.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/10/062848178/antisipasi-wabah-pmk-dari-4-kabupaten-di-jatim-ini-yang-dilakukan-rumah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke