Salin Artikel

Arus Balik di Jalur Pantura Lamongan, Ini Rekayasa Lalu Lintas yang Dilakukan Polisi untuk Cegah Kemacetan

LAMONGAN, KOMPAS.com - Persiapan matang terus dilakukan jajaran kepolisian di Lamongan, Jawa Timur, dalam menghadapi puncak arus balik Lebaran yang diprediksi akan berlangsung akhir pekan nanti.

Salah satu fokus yang menjadi perhatian adalah, rekayasa lalu lintas di Jalur Pantura Lamongan.

Rekayasa lalu lintas dipersiapkan sebagai langkah mengantisipasi kemungkinan kemacetan yang bakal terjadi di Jalur Pantura Lamongan, saat puncak arus balik nantinya.

Bahkan, Kapolres Lamongan AKBP Miko Indrayana, terjun langsung melakukan uji coba rekayasa jalan yang telah dibuat dan dipersiapkan tersebut.

"Kami melaksanakan survei bersama tim Patroli Cekal (cegah kemacetan dan kecelakaan Satlantas Polres Lamongan), memastikan kembali bahwa rekayasa jalan yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik," ujar Miko, saat melakukan uji coba rekayasa jalan di Jalur Pantura Lamongan, Kamis (5/5/2022).

Miko menjelaskan, rekayasa jalan yang telah dipersiapkan jajaran Polres Lamongan di antaranya untuk mengantisipasi kepadatan di Jalan Raya Babat, diberlakukan jalur alternatif di simpang pertigaan Mira.

Dengan dari arah Lamongan menuju Bojonegoro, diarahkan untuk putar balik di Jembatan Widang.

Kemudian jalur alternatif Gotong Royong akan ditutup, kecuali bagi warga setempat.

Sementara dari arah Jombang, akan diberi pembatas tengah sampai selatan Stasiun Babat.

Polisi juga bersiap melakukan sterilisasi supaya kendaraan tidak ada yang parkir di badan jalan.

"Putar balik dari barat bisa dilakukan di SPBU Banaran, sedangkan dari selatan dapat dilakukan di selatan perlintasan rel kereta api Babat," ucap Miko.

Miko mengatakan, rekayasa jalan bakal diberlakukan sewaktu-waktu dengan melihat kondisi perkembangan situasi di lapangan.

Yakni, apabila petugas menilai diperlukan untuk dilakukan, melihat dari intensitas volume kendaraan.

Sehingga pihak kepolisian menghimbau kepada masyarakat dan pengguna jalan, supaya mematuhi petunjuk, rambu lalu lintas dan arahan dari petugas.

Sebab dengan begitu, arus lalu lintas tidak akan terganggu dan menjadi lancar, serta meminimalisir kemacetan.

"Jangan ada yang melanggar rambu lalu lintas maupun tidak mematuhi petunjuk dari petugas. Karena rekayasa ini dibuat, untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh pengguna jalan," tutur Miko.

"Jangan mengedepankan ego pribadi, karena tertib berlalu lintas merupakan cerminan budaya bangsa," imbuh Miko.

Di Kabupaten Lamongan hingga saat ini, arus balik sudah terjadi sejak H+1 Lebaran dengan volume kendaraan mulai menunjukkan peningkatan.

Namun belum ada kemacetan berarti dengan lalu lintas terpantau ramai lancar.

Kendati demikian, pihak kepolisian di Lamongan enggan terlena dan terus melakukan persiapan dalam menghadapi puncak arus balik, yang diprediksi kemungkinan berlangsung pada akhir pekan ini.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/05/06/055557578/arus-balik-di-jalur-pantura-lamongan-ini-rekayasa-lalu-lintas-yang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com