Salin Artikel

Pulang Merantau dari Kalimantan, 2 Pemuda Madiun Dianiaya di Tengah Hutan, Pelaku Sempat Teriak Begal

Penganiayaan terjadi di tengah hutan di jalan yang menghubungkan Kecamatan Mejayan dan Kecamatan Kare tepatnya di Desa Wonorejo, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun.

Dua korban adalah Sidiq Wibowo (34) dan rekannya, Wi Nur Huda (30).

Peristiwa tersebut berawal saat Sidiq dan Nur Huda pulang dari perantauan di Palangkayara, Kalimantan Tengah.

Mereka dijemput oleh dua kerabatnya dengan menggunakan dua motor di wilayah Exit Tol Dumpil.

"Saya sama Nur berboncengan langsung pulang ke rumah. Sedangkan sepeda motor satunya mampir dulu ke Caruban," kata Sidig, Selasa (26/4/2022).

Saat melintas Desa Wonorejo keduanya tidak curiga, namun setelah keluar perkampungan menuju hutan perbatasan Desa Wonorejo dan Desa Randualas ternyata ada sepeda motor ditumpangi dua orang yang membuntuti mereka.

"Ketika sampai di samping saya, mereka langsung menendang sepeda motor saya," ucapnya.

Setelah terjatuh, beberapa kali pelaku mencoba menyerang korban namun korban selalu menghindar.

"Saya tahan saja agar tidak terjadi perkelahian karena saya pulang ini mau menikmati Idul Fitri, masak harus berurusan dengan hukum," terang Sidig.

Tak disangka, ada satu orang lain yang datang ke TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan ikut menyerang korban.

Karena kalah jumlah akhirnya Sidig pun terkena pukulan di bagian wajah berulang kali sebelum akhirnya ada orang yang datang untuk melerai pertikaian tersebut.

"HP saya sempat diambil, katanya untuk dijual untuk minum (miras). Tapi sama temannya yang melerai tersebut, HP saya direbut kembali lalu dikembalikan ke saya," ucapnya.

Setelah itu, para pelaku kabur namun ada satu pelaku yang berhasil ditahan oleh Nur. Saat warga akan datang, pelaku tersebut justru teriak ada begal.

"Jadi pas warga sekitar datang dia justru teriak teriak ada begal," ucapnya.

Seketika pelaku diamankan warga, sedangkan Nur dan Sidig melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Mejayan.

"Ya kami berharap polisi bisa memproses hukum dan menangkap pelakunya, walaupun sebenarnya warga-warga di sini sudah tahu siapa pelakunya itu," kata dia.

Kapolsek Mejayan, Kompol Susworo mengatakan pihaknya telah menerima laporan adanya tindak pidana penganiayaan tersebut dan sudah meminta keterangan dua korban.

Ia mengatakan pelaku berjumlah dua orang, lalu datang satu orang lagi yang ikut menganiaya.

Setelah itu datang dua teman pelaku yang melerai pertikaian tersebut.

Menurut Susworo, kondisi Tempat Kejadian Perkara (TKP) memang sangat sepi dan penerangan jalan sangat minim.

"Sebenarnya tidak ada satupun barang korban yang hilang diambil oleh pelaku. Namun terdapat luka-luka di pelipis kanan kiri, mata, dan hidung. Sudah kita lakukan visum tapi hasilnya belum keluar," terangnya.

Dugaan sementara, saat melakukan penganiayaan tersebut pelaku sedang dalam pengaruh minuman beralkohol.

"Segera kita jadwalkan untuk memanggil saksi-saksi termasuk terduga pelaku untuk kita mintai keterangan," ucap Susworo.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kasus Penganiayaan Warga Madiun di Tengah Hutan Sepulang Merantau Kalimantan, Fakta Baru Terungkap

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/28/061800778/pulang-merantau-dari-kalimantan-2-pemuda-madiun-dianiaya-di-tengah-hutan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com