Salin Artikel

Mudik 2022, Penumpang di Terminal Arjosari Kota Malang Mulai Meningkat

MALANG, KOMPAS.com - Arus mudik di Terminal Arjosari, Kota Malang, Jawa Timur, mulai terlihat, Senin (25/4/2022) siang. Jumlah keberangkatan dan kedatangan penumpang dan bus mulai meningkat.

Berdasarkan data yang diperoleh Kompas.com dari otoritas Terminal Arjosari, pada Minggu (24/4/2022), jumlah penumpang yang berangkat ke luar daerah mencapai 2.375 orang dengan 302 bus semua kategori.

Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan jumlah penumpang pada pekan lalu. Pada Selasa, 19 April 2022, jumlah penumpang yang berangkat ke luar daerah sebanyak 1.869 orang dengan 261 bus semua kategori.

Begitu juga dengan jumlah kedatangan penumpang. Pada Minggu (24/4/2022), jumlahnya mencapai 1.199 orang dengan 274 bus semua kategori.

Sedangkan, pada Rabu, 20 April 2022, jumlah kedatangan penumpang dari luar daerah masih 660 orang dengan 251 bus semua kategori.

Koordinator Satuan Pelaksana (Koorsatpel) Terminal Arjosari, Hadi Supeno membenarkan bahwa saat ini di Terminal Arjosari mulai ada peningkatan mobilitas penumpang dan bus. Tetapi peningkatan khususnya untuk bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) masih belum signifikan.

"Memang untuk AKAP pantauan dari kondisi di lapangan sudah mulai ada sedikit peningkatan dibandingkan hari normal," kata Hadi Supeno saat diwawancara di kantornya, Senin.

Dia memperkirakan, puncak arus mudik di Terminal Tipe A itu akan terjadi mulai H-4. Namun, pihaknya belum bisa memprediksi persentase peningkatan jumlah penumpang dan bus.

Tetapi, jika melihat arus mudik sebelum pandemi Covid-19, yakni pada tahun 2019, jumlah penumpang akan naik drastis menjelang Lebaran. Menurut Hadi Supeno, pada H-3 Lebaran 2019, jumlah kedatangan dan keberangkatan penumpang bisa mencapai di atas 6.000 orang.

"Puncaknya biasanya AKAP itu mulai H-4, tapi kita belum bisa memprediksi jumlahnya karena sulit kalau di terminal ini, karena bus ini biasanya alternatif terakhir setelah pesawat dan kereta api," katanya.


Hadi memperkirakan, kedatangan dan keberangkatan penumpang arus mudik dan balik Lebaran didominasi dari dan menuju Jakarta.

"Kalau yang berangkat itu, biasanya orang Malang ingin merantau cari pekerjaan di Jakarta, selain itu rata-rata Tangerang, Bandung dan Jawa Tengah," katanya.

Hadi mengatakan, Kota Malang menjadi salah satu dari empat daerah di Jatim yang diprediksi akan kedatangan pemudik terbanyak. Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur memprediksi akan ada 16,8 juta orang yang akan mudik ke Jatim pada tahun ini.

Hadi menyebut, pihaknya telah menyiapkan fasilitas sarana dan sumberdaya manusia untuk mendukung kelancaran momen mudik Lebaran.

"Kami juga ada pos kesehatan bagi pemudik yang agak sakit atau seperti apa bisa beristirahat dulu, kemudian petugas yang ada kami maksimalkan, tidak ada libur, baik untuk keamanan atau pemberian informasi kepada penumpang, mereka bertugas secara bergantian dari pagi ketemu pagi," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/25/154740778/mudik-2022-penumpang-di-terminal-arjosari-kota-malang-mulai-meningkat

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com