Salin Artikel

Mengenal Tradisi Sanggring di Gumeno Gresik, Berbagi Kolak Ayam di Malam Ke-23 Ramadhan

Perayaan bertajuk 'Semarak Sanggring ke-497' kali ini lebih ramai dibanding tahun lalu seiring kasus Covid-19 yang melandai. 

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengungkapkan, tradisi sanggring kolak ayam merupakan salah satu warisan budaya kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Desa Gumeno. 

"Tradisi ini telah berjalan turun-temurun sejak masa dakwah putra Sunan Giri pada tahun 1540," ujar Yani saat menghadiri acara, Minggu. 

Asal mula tradisi sanggring

Tradisi Sanggring kolak ayam tak lepas dari kisah Sunan Dalem, putra kedua Sunan Giri yang membangun masjid di Desa Gumeno sebagai upaya syiar Islam.

"Setelah tidak lama masjid yang dibangun berdiri (selesai), Kanjeng Sunan Dalem malah jatuh sakit," ucap Yani.

Atas sakit yang dialami, lanjut Yani, Sunan Dalem kemudian selalu mengonsumsi jinten dan berbagai macam campuran rempah lain yang dipadukan dengan daging ayam.

Resep tersebut, menurut cerita, diberikan langsung oleh Sunan Giri melalui mimpi yang terus dipakai sampai sekarang dan dilestarikan menjadi tradisi Sanggring kolak ayam oleh warga Desa Gumeno.

Sementara nama Sanggring sendiri berasal dari dua kata, Sang dan Gring.

Sang yang artinya raja/penggedhe dan Gring yang berarti gering atau sakit. Jadi, Sanggring mempunyai arti kurang lebih, raja yang sedang sakit.

"Kepatuhan kepada beliau (Sunan Dalem), maka warga Desa Gumeno selalu melanjutkan tradisi tersebut setiap tahun. Disebut kolak ayam karena bahan utamanya memang berupa daging ayam yang dimasak menggunakan santan, sehingga menyerupai kolak," kata Yani.

Untuk prosesi memasak kolak ayam yang pertama disebut bertepatan pada 22 Ramadhan 946 Hijriah atau 31 Januari 1540 Masehi.

Sunan Dalem kemudian berwasiat kepada semua penduduk yang ada di Desa Gumeno, supaya setiap tahun pada malam ke-23 bulan Ramadhan diadakan tradisi Sanggring kolak ayam.

"Uniknya lagi, proses pembuatan kolak ayam yang selalu menarik perhatian saya adalah dimasak bersama-sama dan pemasaknya harus laki-laki," tutur Yani.

Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat Desa Gumeno lantaran tetap mempertahankan tradisi Sanggring sebagai warisan yang selalu rutin dilaksanakan setiap hari ke-22 Ramadhan atau malam ke-23 di bulan Ramadhan.

"Tradisi ini merupakan kearifan lokal yang harus dipertahankan dan dilestarikan, mengingat Gresik adalah kota wali dan kota santri. Jangan lupakan warisan budaya, sejarah atau tradisi-tradisi pendahulu kita karena merupakan sarana silaturahmi, sarana dakwah yang sangat bermanfaat bagi kita semua,” tegas Yani.

Dibuka untuk umum

Sejak pandemi Covid-19 melanda, tradisi Sanggring tetap digelar terbatas bagi warga setempat. 

Namun seiring kasus yang melandai, perayaan tradisi Sanggring tahun ini dibuka untuk umum, sehingga warga dari luar Desa Gumeno bisa hadir dan turut mencicipi kolak ayam yang disajikan. 

"Untuk membuat 3.000 bungkus kolak ayam, dibutuhkan 750 kilogram gula merah, 250 ekor ayam, 2 kuintal bawang daun, 700 butir kelapa, dan 50 kilogram jinten bubuk," kata Kepala Desa Gumeno Hasan Fatoni.

Hasan tak menampik pembuatan kolak ayam itu butuh biaya besar. Ia mengungkapkan, ada beberapa pihak yang membantu pendanaan, sehingga beban biaya tidak seluruhnya ditanggung oleh warga Desa Gumeno maupun pemerintah desa setempat.

"Biaya pembuatan kolak ayam telah menghabiskan biaya sekitar Rp 130 juta, dan alhamdulillah sebagian dibantu oleh beberapa perusahaan di Kabupaten Gresik," tutur Hasan.

Ketua panitia perayaan tradisi Sanggring kolak ayam, Suudi turut menambahkan, peringatan pada tahun ini memang lebih meriah dan semarak lantaran warga luar Desa Gumeno boleh hadir seiring tren kasus Covid-19 yang melandai.

Kendati demikian, protokol kesehatan tetap diterapkan bagi pengunjung dan warga yang hadir mengikuti tradisi Sanggring.

"Dibanding dua tahun yang lalu hanya dilakukan di dalam masjid dan hanya warga sini, sekarang masyarakat umum diperbolehkan hadir. Ini tradisi hanya ada di bulan Ramadhan, dimakan bersama-sama saat berbuka puasa,” kata Suudi.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/25/074737378/mengenal-tradisi-sanggring-di-gumeno-gresik-berbagi-kolak-ayam-di-malam-ke

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke