Salin Artikel

Warga Terdampak Ledakan Petasan di Bangkalan Dapat Ganti Rugi Rp 400.000: Kalau Dibilang Cukup, Ya Pasti Nggak Cukup...

Menurutnya, nominal bantuan tersebut tak akan cukup untuk memperbaiki tembok rumahnya yang retak dan atap asbes yang hancur akibat ledakan. 

"Ini kalau dibilang cukup, ya pasti nggak cukup. Belum beli bahannya, belum ongkos tukangnya," ujar Sumiati, Senin (18/4/2022).

Ia mengaku kecewa atas penempatan lokasi pemusnahan yang relatif sangat dekat dengan pemukiman warga dan tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu.

"Kok bisa ditempatkan di situ. Ke samping utara banyak rumah warga, samping selatan apa lagi," cetus dia.

Sumiati menuturkan, sempat mengira ledakan tersebut berasal dari kompor gas yang meledak. 

Hingga saat ledakan kedua, rumahnya langsung bergetar dan atap asbesnya hancur. 

"Saya sedang masak saat itu, dikira kompor punya tetangga, ternyata sampai begitu. Kaget saya langsung keluar rumah dulu," tutur dia.

Pengakuan lainnya dari warga tetangga Kecamatan Kota Bangkalan, Sofiullah (32) warga Burneh, mengaku saat kejadian dirinya sedang beristirahat dirumahnya.

Getaran ledakan dirasakan hingga radius 5 kilometer lebih.

"Itu kerasa sampeai kerumah saya, padahal saya jauh banget. Saya kira Bangkalan diguncang gempa," kata Sofi.

Sofi juga tidak habis pikir mengapa pemusnahan bahan itu harus diledakan. 

"Coba kalau direndam saja ya, bukan kayak gini, pasti nggak ada imbas," ucapnya.

Pasrah terima bantuan

Sementara itu, Fathur Rosi (37) warga Kampung Bhejik, Kelurahan Bancaran, Kota Bangkalan, mengaku pasrah menerima bantuan dari Polres Bangkalan. 

Rumah Fathur mengalami rusak di bagian plafon di kamar tidur dan ruang tamunya serta kaca bagian depan.

"Alhamdulillah, cukup. Lagi pula toh ini musibah bukan disengaja kok, tidak apa-apa, anak saya juga selamet nggak sampai kejatuhan plafon. Itu saya sedang pasang kaca rumah," papar dia.

Saat kejadian, istri Fathur, Kudsiah ikut menyaksikan aktivitas pemusnahan tersebut sebab jaraknya sangat dekat kurang dari 150 meter.

"Istri saya juga ikut nonton, wong cuma di depan itu. Rumah saya ini paling dekat jaraknya," kata Fathur. 

Saat meledak Kudsiah tidak kaget. Namun berselang 3 menit, anaknya yang sedang tidur beteriak menangis karena rumahnya rusak bagian plafonya.

"Istri saya langsung balik ke rumah karena dengar suara anak nangis sambil bilang rusak ancur. Pas dilihat ternyata kaca pecah, plafon ancur berjatuhan. Anak saya panik itu, istri panik juga, saya langsung pulang dari tempat mancing," ucap dia.

Sementara itu, anak pertamanya sedang tidur di kamar yang plafonnya nyaris jatuh mengenai tubuhnya.

Beruntung putra dari sepasang suami istri itu tidur berselimut.

Setelah memastikan anaknya aman, Kudsiah langsung menjemput salah satu petugas yang sedang ikut dalam giat pemusnahan tersebut.

"Langsung istri saya mendatangi salah satu petugas kalau rumahnya rusak akibat ledakan ini, itu langsung di bawa ke sini. Untuk dimintai tanggung jawabnya," tutur Fathur.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/18/212321378/warga-terdampak-ledakan-petasan-di-bangkalan-dapat-ganti-rugi-rp-400000

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com