Salin Artikel

Sistem Pemadam Kebakaran di Tunjungan Plaza Dipertanyakan, Ini Tanggapan Pengelola

Tampak dari luar gedung, api membumbung tinggi dan membuat beberapa material yang terbakar sempat runtuh.

Dalam peristiwa tersebut, petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya dengan sigap menerjunkan puluhan personel untuk memadamkan si jago merah.

Api pokok berhasil dipadamkan pada pukul 18.00 WIB. Tak ada korban jiwa dalam insiden kebakaran tersebut.

Direktur PT Pakuwon Jati Tbk selaku pihak pengelola Tunjungan Plaza, Sutandi Purnomosidi mengungkapkan alat pengamanan di dalam gedung sudah didesain dengan sistem termutakhir.

Hal itu menanggapi pernyataan anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya Michael Josiah yang mempertanyakan sistem pemadam kebakaran di Tunjungan Plaza saat terjadi insiden kebakaran.

"Alat safety di gedung kami sudah didesain dengan sistem yang paling modern," kata Sutandi di Surabaya, Kamis (14/4/2022).

Menurut dia, saat bagian dinding luar gedung terbakar, seluruh fire alarm dan alat safety lainnya terkoneksi langsung ke dalam panel room yang ada di monitor.

"Sehingga, ketika ada fire alarm menyala, ini bisa langsung terdeteksi titik-titiknya," ujar dia.

Dengan demikian, saat insiden kebakaran itu, fire alarm langsung menyala dan tim penanggulangan yang mengetahui tanda melalui fire safety bisa langsung meluncur ke lokasi kebakaran untuk melakukan tindakan.

"Dan kita pastikan, dengan alat itu (sistem pemadaman kebakaran), semua bisa diatasi dan bisa melokalisir api tidak merambat ke mana-mana," kata dia.

Ia meyakini, insiden kebakaran itu murni karena masalah teknis dan tidak ada unsur kesengajaan yang dibuat orang tak bertanggung jawab.

"Saya kira ini masalah teknis, sambil kita menunggu hasil investigasinya. Tetapi kita sudah bisa melihat, karena kerusakannya pada alat komponen AC yang berada di luar gedung itu di lantai 10," imbuh dia.

Sebelumnya, anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Michael Josiah mempertanyakan sistem pemadam kebakaran di lokasi tersebut.

Ia juga megaku heran dengan besarnya api yang membakar bagian atas gedung. Padahal, gedung Tunjungan Plaza 5 itu relatif masih baru.

"Tentu sistem pemadaman kebakarannya juga masih baru dan canggih. Tapi kenapa kok bisa sebesar itu? Ini membahayakan pengunjung," kata Michael di Surabaya, Rabu (13/4/42022).

Menurut informasi yang dia terima, petugas keamanan di Tunjungan Plaza terlihat panik dan tidak ada satu pun SOP penanganan kebakaran yang dijalankan.

"Padahal hidran kan ada di mana-mana. Ini harus menjadi catatan penting. Untung ga ada korban jiwa," ujar dia.

Ia meminta Pemerintah Kota Surabaya melalui dinas terkait untuk memeriksa sistem keamanan gedung. 

"Jangan sampai ada masyarakat yang menjadi korban jiwa. Pengusaha jangan hanya memikirkan keuntungan saja. Keselamatan pengunjung wajib diutamakan," kata dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/14/152013878/sistem-pemadam-kebakaran-di-tunjungan-plaza-dipertanyakan-ini-tanggapan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com