Salin Artikel

Api di Tunjungan Plaza 5 Surabaya Disebut Berasal dari Komponen AC di Luar Gedung

Berdasarkan tangkapan layar foto yang diambil warga dan sempat viral, tampak kobaran api hanya besar di bagian luar gedung.

"Diduga api dari lantai 10 yang menjadi pemicu awal semacam komponen dari alat AC yang terpasang di luar (gedung), bukan di lantai 5," kata dia kepada wartawan di TP 3 Surabaya, Kamis (14/4/2022).

Dugaan tersebut, kata Sutandi, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh pihak pengelola.

Sebab, di lantai 10, tak ada satu pun tenant yang rusak akibat kebakaran.

Saat kejadian, lanjut Sutandi, ada karyawan sedang berbuka puasa di lantai 10. Karyawan tersebut melihat api berjatuhan di bagian luar gedung.

"Hasil keterangan dari karyawan saya yang berada di lantai 10 ini sedang berbuka puasa melihat api itu jatuh," ucap dia.

Dia memastikan tak ada korban dalam peristiwa tersebut.

Hal itu karena upaya kerja sama yang baik antara pihak pengelola mal, pemerintah kota serta personel TNI Polri yang bergerak cepat.

"Upaya pemadaman kemarin hanya butuh waktu yang relatif singkat sekitar 17-18 menit api sudah bisa dikendalikan dan tidak menjalar lebih luas lagi dan tidak menimbulkan kerugian yang lebih banyak," beber dia.

"Kalau  kerusakan saya lihat yang paling parah memang bagian depan. Api terjadi di luar ya bukan di dalam mal," cetus dia.

Perihal asap tebal yang muncul dari lantai 4 atau 5 diduga karena di lokasi tersebut merupakan toko mainan.

Mainan berbahan plastik yang terbakar menimbulkan kepulan asap tebal.

"Kerusakan tidak begitu parah kalau di dalam karena langsung terlokalisasi oleh tim kami kemarin," terang dia.

Sistem keamanan

Pengelola juga memberi penjelasan mengenai sistem keamanan mal.

Menurutnya, sistem keamanan kebakaran di mal TP 5 Surabaya sudah didesain dengan alat yang paling modern.

Saat ada kejadian bahaya, alarm akan berbunyi dan terkoneksi langsung dengan titik awal yang menjadi penyebab.

"Sehingga seluruh fire alarm dan alat lainya yang sudah terkoneksi dalam panel room yang ada di monitor kita," kata dia.

Dengan sistem itulah, petugas internal juga bisa melakukan penanganan pertama.

"Dan kita pastikan dengan alat itu juga fire safety pecah semua dan ini yang bisa melokalisir api itu tidak kemana-mana," cetus dia.


Mal TP 5 ditutup 

Akibat insiden tersebut, mal TP 5 harus ditutup total untuk perbaikan hingga dua hingga tiga hari ke depan.

"Proses pemadaman kemarin dari jam 5 sore sampai pukul 2 pagi air petugas damkar disemprot terus untuk pendinginan. Jadi kerusakan tenant yang ada di dalam karena diakibatkan banjir. Bukan karena kebakaran. Jadi kami perbaiki dulu," imbuhnya.

Sedangkan untuk Mal TP 1, 2, 3, 4 dan 6 tetap beroperasi seperti biasanya dari pukul 10.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB.

Sutandi menegaskan bahwa kebakaran mal itu bukan karena ulah tangan manusia melainkan korsleting listrik.

"Saya yakin ini karena masalah teknis bukan karena ada unsur yangan manusia sembari kita menunggu hasil investigasinya dari tim Labfor, tetapi kita sudah bisa melihat karena kerusakannya ada pada alat komponen AC yang berada di luar gedung itu di lantai 10," pungkas dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/14/151718678/api-di-tunjungan-plaza-5-surabaya-disebut-berasal-dari-komponen-ac-di-luar

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com