Salin Artikel

Reog Kalah dari Jamu dalam Usulan ke UNESCO, Bupati Ponorogo Ajukan Nota Protes ke Nadiem

“Kami sudah ajukan nota protes kepada Mas Menteri Nadiem Makarim kemarin. Nota itu berisi keberatan (reog kalah dengan jamu). Nota protes tertulis itu kami kirim melalui surat,” ujar Sugiri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/4/2022) sore.

Pria yang akrab disapa Kang Giri itu menuturkan, beberapa poin nota protes itu di antaranya agar Kemendikbudristek transparan terkait hasil penilaian yang menjadi rujukan mengambil keputusan.

“Mas Menteri Nadiem harus transparan mengambil keputusan termasuk mengedepankan hasil penilaian tim penilai yang menjadi rujukan mengambil keputusan,” kata Kang Giri.

Selain itu, keputusan yang diambil tidak boleh keluar dari koridor arahan Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO.

Sesuai arahan ICH UNESCO, usulan yang menjadi prioritas adalah kesenian yang terancam punah.

Sementara untuk kelengkapan mengenai sejarah reog, ia menyatakan sudah melengkapinya. Bahkan sejak akhir Maret lalu dokumen dan video sudah dikirim ke Kemendikbudristek.

“Kalau kami yang diajukan (diprioritaskan) biasanya ada asistensi terkait apa saja yang harus dilengkapi. Untuk langkah awal sudah kami serahkan ke Kemendikbudristek dan Direktorat Perlindungan Budaya,” tuturnya.

Kang Giri mengaku bersemangat lantaran nota protes yang disampaikan juga didukung seluruh komunitas seniman reog yang ada di seluruh nusantara dan luar negeri.

Dengan demikian, hal itu semestinya membuat Nadiem berpikir kembali agar kesenian reog menjadi prioritas utama diajukan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.

“Dengan nota protes dan pergerakan komunitas reog seluruh Indonesia ini saya pikir cukup membuat Mas Menteri Nadiem mengkaji dan berpikir jernih. Masa sih usulan rakyat kecil yang komunal dan adiluhung dikalahkan korporasi,” jelas Kang Giri.

Menurutnya, jamu saat ini kondisinya sudah mapan. Untuk itu, diakui atau tidak oleh UNESCO tidak akan mengurangi eksistensi jamu di Indonesia.

Sebelumnya, Bupati Ponorogo mengaku kecewa karena Nadiem tak mengusulkan reog Ponorogo sebagai wisata budaya tak benda ke UNESCO.

“Kami kaget dengan keputusan Mendikbudristek, Nadiem Makarim yang secara nyata lebih memilih jamu dibandingkan dengan memilih kesenian adiluhung reog Ponorogo untuk diusulkan ke dalam daftar ICH UNESCO. Ini bukti bahwa pemerintah abai terhadap pelestarian dan pemajuan kebudayaan asli rakyat Indonesia,” ujarnya pada Jumat (8/4/2022). 

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/12/193053578/reog-kalah-dari-jamu-dalam-usulan-ke-unesco-bupati-ponorogo-ajukan-nota

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke