Salin Artikel

Sambil Menenteng Jeriken, Ibu-ibu di Malang Antre Beli Minyak Goreng Curah

MALANG, KOMPAS.com - Ratusan ibu-ibu mengantre hingga berjam-jam untuk mendapat jatah pembelian minyak goreng curah di depan gudang toko CV Toko Tigor di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (11/4/2022).

Antrean itu terjadi sejak pukul 07.00 WIB. Ratusan ibu-ibu terlihat mengular hingga ke jalan raya dengan menenteng jeriken.

Mujianah, salah satu pengantre, mengaku harus mengantre selama dua jam untuk mendapatkan minyak goreng curah sebanyak 15,5 liter.

"Tadi saya antre sejak pukul 9.00 WIB, dan baru dapat sekarang ini. Antre sekitar dua jam," ungkapnya saat ditemui di lokasi, Senin (11/4/2022).

Ibu berusia 45 tahun itu mengaku rela mengantre akibat minyak di pasaran saat ini sangat langka dan harganya terlampau mahal.

"Kalau minyak goreng curah saat ini langka. Adanya minyak goreng kemasan, dengan harga Rp 25 per liter," tuturnya.

Pada kesempatan itu, Mujianah mengaku menadapatkan minyak goreng curah seharga Rp 14.000 per liter.

"Jadi dengan jumlah minyak goreng yang saya dapatkan saat ini sebanyak 15,5 liter total uang yang saya bayarkan senilai Rp 222.000," jelasnya.

Sehari-hari, Mujianah merupakan penjual gorengan di kawasan Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

"Kalau saya harus membeli minyak kemasan, penjualan gorengan saya tidak akan untung. Maka saya rela mengantre," tegasnya.


Direktur CV Toko Tigor, Toni Suryahartanto mengatakan, pihaknya menyediakan sebanyak 36 ton lebih minyak goreng untuk didistribusikan kepada masyarakat dalam kesempatan itu.

"Harganya Rp 14.000 per liter. Kalau per kilogram harganya Rp 15.500," jelasnya.

Namun, Toni mengatakan, pendistribusian minyak goreng itu kemungkinan tidak akan dilaksanakan setiap hari. Sebab, ketersediaan minyak goreng curah tergantung pada pasokan dari pemasoknya, yakni PT Megasurya Mas Sidoarjo.

"Pasokan minyak goreng ini datangnya kemarin. Hari ini belum ada pasokan lagi. Jadi kemungkinan besok tidak ada," jelasnya.

Untuk mengantisipasi pembelian berulang dari masyarakat, pendistribusian minyak goreng dilakukan dengan menandai salah satu jari pembeli dengan tinta.

"Syarat pembeliannya, warga diwajibkan menunjukkan kartu identitas kependudukan alias KTP (Kartu Tanda Penduduk), untuk mengantisipasi oknum masyarakat yang berniat menjual minyak goreng kembali," jelasnya.

"Hingga saat ini, proses pendistribusian berjalan lancar. Rata-rata pembeli adalah warga rumahan. Tapi pelaku UMKM juga kami perbolehkan," imbuhnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/11/212655178/sambil-menenteng-jeriken-ibu-ibu-di-malang-antre-beli-minyak-goreng-curah

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com